Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

sekali lagi, terima kasih Tuhan, atas kehadirannya.

Terima kasih Tuhan, untuk kehadirannya yang dengannya, aku memiliki senyum disini hanya dengan ciuman centilnya, aku terbebas dari letih semalam dengan rangkul hangatnya, aku menyeka sisa air mata setelah hujan dan ketika ku genggam tangannya, aku percaya, ketetapan-Mu itu indah. baginya, diriku berharga, bahkan sesaat setelah dunia mengejekku bagiku, dia adalah permata, yang tak inginku lepas, bila Kau tak minta dan biarkan Tuhan, iringan langkah kami di bawah naungan bambu izinkan Tuhan, mawar melati di tamanku, bahagia selamanya...

aku telah memilih. . .

Dari semua kebahagiaan yang ku ingat dalam masa-masa labil (puber-remaja), sedikit yang kurasa pantas untuk dibanggakan. katakanlah, waktu itu aku tidak sepemalas sekarang, nilai ku tidak semengecewakan sekarang, dan hari ku adalah hari yang paling bersemangat meskipun masa-masa itu adalah masa sulit dalam peta perjalanan kehidupan keluargaku. aku bukan anak yang tumbuh dengan kata-kata kebijaksanaan, aku tumbuh dengan titah perintah. tak sekali dua aku melawan, mempertanyakan meski berakhir dengan kata 'baiklah'. anggaplah aku adalah anak yang terkenal disekolah. guru-guru, teman-teman, kakak atau adik kelas setidaknya tahu namaku. mereka bilang aku supel, pelit, pintar, dan perhatian. namun kini akan aku jelaskan, aku yang katanya supel adalah anak yang minderan. aku gaptek, pengalamanku kurang, aku terkendala media bergaul. ya, aku gak tau merk roti terkenal, aku tak tau merk sepatu yang bagus, apalagi pakaian. yang aku gunakan hanyalah pakaian yang dibeli di pasar minggu

Masalah Dewasa

Semakin dewasa, semakin banyak masalah yang datang menerpa. Mungkin, itulah hakikat hidup. Wajar, ketika berumur belasan tahun, aku sedikit takut untuk tumbuh dewasa. Mungkinkah, kedewasaan itu di ukur dari seberapa tangguh kita menghadapi masalah? dan ternyata,  aku....