Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

cerita KKP

Langkah pertama yang aku jejakkan di sebuah desa kecil nan asri ditepian danau Maninjau yang dikelilingi barisan bukit nan berjajar indah, harus bergeser setapak menuju Bogor. Kota hijau yang sederhana dan cukup sibuk diwaktu-waktu tertentu. Langkah itu sepertinya masih belum hendak berhenti, hingga hari ini ia kembali berpijak di tempat yang lain, Desa Depok, Tegal dengan keterus terangan masyarakatnya, juga pengajian yang setiap malam selalu menyapa. KKP IPB 2013 yang selanjutnya bergantinama menjadi KKBM.  Ada cerita yang kemudian hangat dikenang. Mulai dari pembagian kelompok yang tidak jelas dan berganti-ganti hingga hari keberangkatan yang riweuh. Menjelang keberangkatan, mahasiswa KKP sibuk belanja kebutuhan nanti di Desa, takut kalau desanya begitu terpencil dan jauh dari pasar. Semua barang-barang itu selanjutnya  di padat-padatkan masuk tas atau koper. Tidak sedikit yang akhirnya membawa 3-4 koper. Itu benar-benar membuat repot. Untuk daerah Tegal, perjalanan ditempuh

Nanti

Ada hal-hal yang tak bisa diungkapkan lewat kata-kata dalam bicara. Ada hal-hal yang terasa berat untuk diceritakan kepadanya. Menjadi rahasia, rahasia yang indah ketika disimpan dalam-dalam. Mungkin bukan sekarang masanya. Butuh jeda, agar hati tak lagi berhati-hati. Agar iya mendapat sayap kebebasan, mengangkat segala sungkan, membiarkan jatuh luruh segenap prasangka. Biar saja hujan turut membantu memulihkan. Mengobat hati yang mungkin dulu pernah terluka. Hanya meminta sedikit sabar, untuk menunggu, meski mungkin nanti terlambat, terlambat dalam waktu yang lama. Dalam waktu yang membuatmu jemu, hingga memilih untuk berhenti. Meninggalkan setiap rahasia, menggantinya dengan rasa dan cerita yang baru.

Kakak KKN

Hai. Saat ini di Bogor jam menunjukkan pukul 2.00 malam. Sudah larut bukan? Entahlah, untuk beberapa waktu ini, jam biologis saya sedikit terganggu. Ada satu hal yang cukup mengusik saya malam ini. Ceritanya, Fitri sedang menginap dikosan, dan kita tadi membahas cerita KKP. Mengenang kembali kisah perjalanan KKP saya dua tahun lalu, agaknya tidak terlepas dari pembelajaran yang saya ambil dan saya contoh dari seorang kakak yang pernah KKN di kampung saya tahun 2009 silam. Kakak itu seorang ikhwan, berjenggot tipis, dengan celana mengatung. Saya dulu tidak mengerti dengan penampilannya. Hingga saya memasuki dunia kampus dan menjumpai ratusan ikhwan dengan penampilan yang sama. J Waktu KKN itu, si kakak aktif sekali mengajarkan pelajaran agama pada kami--anak anak kampung. Dan sepertinya saya satu-satunya murid SMA yang ikut bergabung. Haha (tidak ingat umur). Salah satu yang saya ingat dari kakak nya adalah jaket yang beliau kenakan, disana ada tulisan FAPERTA. Dan ALLA

Mereka-reka, Bermimpi

  Mereka-reka, itu yang seringkali kita lakukan untuk mencoba 'melihat' masa depan. Kita hubungkan tanda-tanda, asumsi-asumsi hingga terbentuklah sebuah gambaran, seperti apa hari esok. Bisa jadi benar, seringkali keliru.  Terkadang berfikir, pekerjaan mereka-reka itu sia-sia. Melelahkan. Bukankah untuk merangkai cerita itu butuh tenaga, ia mengambil waktu, mencuri perhatian? Apa yang kita berikan untuk usaha 'mereka-reka' itu mungkin lebih baik digunakan untuk melakukan sesuatu. Ah perbuatan sia-sia itu.. itulah yang seringkali aku lakukan. Mereka-reka aku katakan 'bermimpi'. Bermimpi, yang meski tak terwujud pun setidaknya aku sudah memperoleh kebahagiaan (meski semu) atas apa yang aku impikan. Tak peduli apakah akan menjadi kenyataan atau tidak. Toh ketika ia menjadi nyata, anggap saja dalam mimpi itu aku menyelipkan sebait doa, dan Allah mengabulkannya. Ajaib. Tring. Begitulah.. Terkadang bagiku, dalam bermimpi, dalam proses mereka-reka itu aku