Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Pertemuan

Apa arti pertemuan bagimu? Apakah bertemunya mata dengan mata? Atau mengalirnya cerita tentang perjalanan panjang kemarin? Bagiku, pertemuan lebih dari itu. Pertemuan adalah perekat, hati yang mungkin pernah kecewa. Ia adalah pemanis untuk senyum yang sempat pudar. Juga mendekatkan rasa yang renggang karena kebisingan. Setelahnya, pertemuan memberiku kekuatan untuk kembali pada kenyataan, bahwa pertemuan dengan mu begitu berharga, bahwa ia hanya terjadi seketika, hitungan dua atau tiga. Pada akhirnya, pertemuan adalah takdir. Kita rencanakan, namun Allah yang tentukan. Bila pertemuan adalah ketentuan, masihkah kau setia disana menunggunya? 

Pengulangan

Aku menginginkan senja itu berulang. Diterpa sepoi angin dan sentuhan butir gerimis kecil. Sejuknya merambat pori, membawa dingin hingga ke hati. Aku menginginkan detak waktu itu berulang. Di antara percakapan sederhana dan tingkah tawa yang menggantung di udara. Membuhul seutas senyum, menghantarkannya ke memori.  Aku menginginkan perjalanan itu berulang. Lantas tersadar, tak pernah ada pengulangan yang sama. Juga rasa. 

Kekhawatiran

Kekhawatiran adalah sebentuk rasa, yang entah bagaimana mampu mengubah sekulum senyum menjadi kecut cemberut. Ia adalah penampakan paling sederhana dalam kepedulian. Yang sering kali dengannya terlahir ekspresi anomali. Gerak aktif mondar-mandir berpikir, tidur gulang-guling tanda gelisah, bahkan derai air mata ketika kekhawatiran itu menemukan jawaban- pun bila jawaban itu melegakan.  Rasa itu, murni, tak perlu di ada-ada karena ia bukan sesuatu yang pasti diharapkan. Rasa itu tak usah dipakai mencari muka, biarkan saja apa adanya.  Kekhawatiran, kemudian akan menentukan seberapa berharga, seberapa besar arti dia, seberapa peka kamu atasnya. Pada akhirnya, Kekhawatiran adalah sebuah rasa yang aku bangga memilikinya, tanda ada kamu disekian mili penglihatanku. Selalu.