Langsung ke konten utama

Aku, Palsu....!!!!

beberapa hari terakhir, hidupku begitu aneh
palsu.
aku kuat
ya, mampu tersenyum, mampu  tertawa dihadapan mereka

aku masih sibuk
menjalani aktivitas seperti biasanya
kekebun jadi petani, kuliah layaknya mahasiswa, rapat seperti mereka yang juga berorganisasi

biasa, sungguh biasa

tapi aku berbeda.
bukan lagi aku yang peka
bukan lagi aku yang tegar
bukan lagi aku yang tulus
dan semua itu palsu

jika aku tertawa hari ini, itu adalah ekspresi tangis ku tadi pagi.
entah sudah berapa lama, air mataku mengalir karna sebab-sebab kecil

ketakutan-ketakutan yang aku rasakan
penyesalan-penyesalan yang tak terungkapkan
ditambah banyaknya kekecewaan yang mendera

aku, tak sesederhana biasanya

bahkan kini, ketika hidupku terasa lega
aku harus menangis
sebab mimpi tadi malam?
bukan, juga mimpi-mimpi yang sama dimalam-malam yang lama

rasanya, jika kau adalah aku
akan sama ceritanya
bermuka dua, hanya agar kau tak pernah kelihatan lemah
berkata 'kuat!'agar tak merepotkan mereka

menyembunyikan begitu banyak rahasia membuatmu menjelma jadi orang yang berbeda

penahkah kau merasa tak diharapkan?
pernahkah kau merasakan kehilangan sesuatu yang masih kau genggam?
pernahkah kau merasa bahwa apapun yang kau lakukan, tetap tak akan berarti apa-apa?

pernahkah kau merasa menjadi pembohong besar dalam hidupmu yang kelam, lantas perlahan tenggelam, memudar dan hilang?

KAU, BUKAN SIAPA-SIAPA!!
dan simpanlah itu dalam-dalam hatimu yang kian merapuh

JANGAN PERNAH CERITAKAN PADA SIAPA-SIAPA....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ayah, aku rindu

udah ku bilang, beberapa hari ini aku begitu rindu pada ayah... jadi mending aku cerita aja disini tentang ayahku... ayahku, ayah yang sederhana...tamat SMP pun gak...tapi bukan berarti ayahku bodoh...dibandingkan dengan teman-temannya, ayahku termasuk orang pintar, terutama dalam hal hitung-hitungan...lantas, kenapa ayahku gak lulus SMP? begini ceritanya kawan.. ayahku, adalah anak laki-laki yang dilahirkan dari keluarga 'keras'...ya, kakek dan nenekku orang yang tegas. dari kecil ayah dididik untuk mencari uang sendiri...dari kelas 3 SD, ayah sudah belajar membuat pukat dan memangkap ikan...uang sekolah, jajan dan makan, harus ditanggung sendiri...kadang kala, ayah juga harus membiayai saudara-saudara perempuannya yang masih sekolah..karena itulah, ayah jarang masuk sekolah, sering membolos...tapi nilai ayah gak jelek-jelek amat... sebagai anak danau, ayah sering melanggar peraturan sekolah...pake sandal kesekolah, gak pake seragam, gak pake tas, hanya punya s...

Menjadi Emak Zaman Now

Beberapa waktu lalu, aku membaca status seorang teman. Dalam tulisannya, beliau menanyakan "Mengapa rasanya, menjadi ibu di zaman ini repot sekali, padahal orang tua beliau (dengan anak banyak) tidak pernah terlihat seriwet itu". Beberapa orang kemudian mengomentari status tersebut, mengemukakan beberapa alasan dan pendapat yang menarikku pada sebuah kesimpulan, "...karena zamannya berbeda". Di masa sekarang ini, di mana aku dan banyak perempuan lain bertumbuh, teknologi semakin memperkokoh perannya. Kran informasi dibuka lebar. Arusnya menggoyahkan kesadaran orang-orang untuk lebih tau. Pengetahuan senyatanya menjadi milik bersama. Hal itu lah yang menuntut ibu-ibu di zaman ini harus aktif dan belajar lebih, termasuk para perempuan luar biasa di Grup Shalihah Motherhood. Dalam percakapan seminggu ini, ada tiga topik yang menarik hatiku. Pertama, ketika Mba @seztifa membagikan info mengenai Berbagi Lokasi Melalui Maps. Hal ini mempermudah istri mengetahui lokasi ...

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,...