Langsung ke konten utama

Keluarga kecil...

aku selalu percaya, dibalik hidupku yang sulit, Allah selalu menyiapkan orang-orang baik yang akan mengisi hidupku dengan cinta.

entah dimana,
dalam waktu seperti apa.
dalam rupa-rupa tak sama.

di alam mimpiku, terkadang
aku merasa kehilangan keluarga
mereka pergi, dalam wujud hati.
mereka berlalu tanpa mampu berhenti.
meninggalkan aku dengan sebuah beban, penyatuan atau pengikhlasan?

dan Allah  selalu baik padaku.
menghadirkan mereka yang lain, dalam cerita yang menyenangkan.

BB (BPH Beraksi),
dua orang Bapak, yang sangat ika hargai.
bahagia rasanya melihat Ardy lebih terbuka,
ada Mirza yang ternyata usil juga,
mereka berdua, pasangan unik yang ika temui
yang membuat ika merasa ada,
yang entah bagaimana caranya, membuat ika ingin terus belajar mencoba..

fitri, akhirnyaaa..
mencair..merasa fitri lebih menikmati..ini bukan tentang siapa, tapi bagaimana caranya untuk menerima, iya kan mpit?
bantu ika untuk belajar. belajar menggenggam tangan-tangan kita..
belajar menjadi kaka yang baik.

okta dan lusi..
subhanallah..
tak pernah menyangka akan di pertemukan dengan bidadari-bidadari cantik ini.
yang lembut, sabar dan kreatif..
masih ingat, ketika okta tiba-tiba meluk dan bilang, 'sabar ya kaaakk..' huuhuhu, terharu.. :')
juga cerita bersama lusi ketika ngebecandain ardy, serasa sehati, dan sungguh menyenangkan melihat senyumnya.. :)

keluarga kecil,
selalu begitu
indah
berkesan
menyenangkan
selamanya...
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ayah, aku rindu

udah ku bilang, beberapa hari ini aku begitu rindu pada ayah... jadi mending aku cerita aja disini tentang ayahku... ayahku, ayah yang sederhana...tamat SMP pun gak...tapi bukan berarti ayahku bodoh...dibandingkan dengan teman-temannya, ayahku termasuk orang pintar, terutama dalam hal hitung-hitungan...lantas, kenapa ayahku gak lulus SMP? begini ceritanya kawan.. ayahku, adalah anak laki-laki yang dilahirkan dari keluarga 'keras'...ya, kakek dan nenekku orang yang tegas. dari kecil ayah dididik untuk mencari uang sendiri...dari kelas 3 SD, ayah sudah belajar membuat pukat dan memangkap ikan...uang sekolah, jajan dan makan, harus ditanggung sendiri...kadang kala, ayah juga harus membiayai saudara-saudara perempuannya yang masih sekolah..karena itulah, ayah jarang masuk sekolah, sering membolos...tapi nilai ayah gak jelek-jelek amat... sebagai anak danau, ayah sering melanggar peraturan sekolah...pake sandal kesekolah, gak pake seragam, gak pake tas, hanya punya s...

Menjadi Emak Zaman Now

Beberapa waktu lalu, aku membaca status seorang teman. Dalam tulisannya, beliau menanyakan "Mengapa rasanya, menjadi ibu di zaman ini repot sekali, padahal orang tua beliau (dengan anak banyak) tidak pernah terlihat seriwet itu". Beberapa orang kemudian mengomentari status tersebut, mengemukakan beberapa alasan dan pendapat yang menarikku pada sebuah kesimpulan, "...karena zamannya berbeda". Di masa sekarang ini, di mana aku dan banyak perempuan lain bertumbuh, teknologi semakin memperkokoh perannya. Kran informasi dibuka lebar. Arusnya menggoyahkan kesadaran orang-orang untuk lebih tau. Pengetahuan senyatanya menjadi milik bersama. Hal itu lah yang menuntut ibu-ibu di zaman ini harus aktif dan belajar lebih, termasuk para perempuan luar biasa di Grup Shalihah Motherhood. Dalam percakapan seminggu ini, ada tiga topik yang menarik hatiku. Pertama, ketika Mba @seztifa membagikan info mengenai Berbagi Lokasi Melalui Maps. Hal ini mempermudah istri mengetahui lokasi ...

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,...