Langsung ke konten utama

aku telah memilih. . .

Dari semua kebahagiaan yang ku ingat dalam masa-masa labil (puber-remaja), sedikit yang kurasa pantas untuk dibanggakan. katakanlah, waktu itu aku tidak sepemalas sekarang, nilai ku tidak semengecewakan sekarang, dan hari ku adalah hari yang paling bersemangat meskipun masa-masa itu adalah masa sulit dalam peta perjalanan kehidupan keluargaku. aku bukan anak yang tumbuh dengan kata-kata kebijaksanaan, aku tumbuh dengan titah perintah. tak sekali dua aku melawan, mempertanyakan meski berakhir dengan kata 'baiklah'.

anggaplah aku adalah anak yang terkenal disekolah. guru-guru, teman-teman, kakak atau adik kelas setidaknya tahu namaku. mereka bilang aku supel, pelit, pintar, dan perhatian. namun kini akan aku jelaskan, aku yang katanya supel adalah anak yang minderan. aku gaptek, pengalamanku kurang, aku terkendala media bergaul. ya, aku gak tau merk roti terkenal, aku tak tau merk sepatu yang bagus, apalagi pakaian. yang aku gunakan hanyalah pakaian yang dibeli di pasar mingguan, itupun paling banyak dua dan merupakan baju muslim. dari sinilah aku belajar, supel bukan berarti gaul. yang penting menyenangkan.

tapi, diatas semuanya, aku harus bersyukur. meskipun terlempar jauh ke dunia antah berantah, aku terdampar di tempat yang benar. tempat yang penuh dengan orang-orang hebat, baik akhlak dan agamanya, juga perhatian dan mampu menjadi teladan bagiku.
dan kini aku memilih, menjadi bagian dari mereka. karena hidup adalah pilihan. pilihanku dan pilihan Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

---Wanita-Wanita Cantik, Sahabatku---

e NURULITA SARI pertama kali bertemu, kesan nya :"ni orang kok ceria banget ya? jalannya selalu semagat, tebar senyum sana sini, say 'hi' kanan kiri.." kesini nya malah ketauan, lita tu suka galau juga. tapi punya cara sendiri untuk mengatasinya seperti menyendiri di kampus, lama-lama mandangin hujan atau dengerin musik. mafo nya adalah bakso n pisang bakar coklat. keterangan lebih lanjut, hubungi orang nya sendiri.. WIDA WARDATI HUMAIRO cewek yang suka warna ungu ini adalah cewek yang lembuuut banget. dulunya sih dia anak yang tomboy. hobi nya, ya yang berhubuungan dengan ketomboyan seperti manjat-manjat, lari-lari, main kelereng dll, tapi itu dulu.. sekarang ia menjelma jadi gadis sesuai dengan namnya, wardati humairo, mawar yang kemerah-merahan. CATUR PUTRI PANGESTIKA :    FIKRI MUKHLISINA LATIEF anak pinter satu ini, si calon dokter hewan adalah  sahabatku yang dewasa. meski begitu, ia tetap sama narsisnya dengan kami. pecinta korea juga

Jendela Kaca

Dari jendela kaca, bias embun menyapa pagi. Diantara petak-petak jendela kaca, mengintip sedikit sinar surya dalam helaian-helaian panjang. Pada terawang jendela kaca, aku nikmati senyummu disana, di ruang berbeda antara dua jendela kaca.