Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Karena Saya Bahagia...

Menjadi kakak bagi saya adalah keniscayaan dan keberkahan yang diberikan oleh Allah. Terlahir sulung dari 5 orang bersaudara dengan jarak umur yang tidak begitu jauh telah membuat saya mendapat cap 'kakak' sejak kecil. Lucu ketika saya yang dulu masih kecil (sekarang juga masih) harus menuntun dan mengurusi adik-adik saya. Bermain bersama, mandi bersama, tidur bersama, jajan bersama dan sekolah bersama mengajarkan saya betapa peran seorang kakak itu penting. Saya dulu mungkin tidak terlalu mengerti pengaruh apa yang saya berikan terhadap adik-adik saya. Tapi sekarang, lihatlah :) Dalam tumbuh berkembangnya, sering kali adik-adik saya minta masukan, minta izin untuk keputusan yang akan mereka ambil. Pun mengenai hubungan, mereka tidak sungkan bercerita. Bahkan adik saya yang pertama sekarang sudah berpenampilan syar'i sesuai ajaran agama islam. Positifnya, saya bisa dengan mudah mengarahkan adik-adik saya dan saya juga bersedia memberikan kepercayaan yang besar untuk merek

Pengen nge-share aja... :)

Prolog Festival Bunga dan Buah Nusantara 2014 Pertanianku kini jatuh, jatuh pada tangan-tangan pahlawan baru Dengan semangat berpuluh-puluh ribu tenaga meletakkan asa dalam genggaman sang surya Pertanianku kini tiada, tiada takut menantang gejolak dunia Tiada enggan membusungkan dada, memamerkan buah-bunga-nya Pertanianku kini terlempar. Terlempar jauh menggaungkan suara membangunkan naluri-naluri yang tersembunyi disini, dihati pemudi-pemuda tani. Pertanianku kini meminta bakti. Bukti dimana satu ikrar itu diagungkan. Hari terpanjatnya doa-doa kebesaran diatas kesadaran, bahwa perut tetap harus diisi, air akan terus mengalir revolusi orange ini akan bergulir membersamai satu cinta menciptakan asa kedigdayaan, Buah - Bunga Nusantara. …dan biarkan aku disini, bersuara jauh lebih lantang dari kulik elang yang perkasa. Bahwa, Pertanianku telah MERDEKA!! Karya: Atika Mayang Sari Mahasiswi Agronomi & Hortikultura IPB 2010

..bidadari..

Dulu aku hanya mendengar namanya saja. Nama yang sering kali dipuji orang. Dengan rasa penasaran, pernah sekali aku cari tahu tentangnya tapi hasilnya nihil, aku tetap saja tidak mendapatkan gambaran seperti apa dia sebenarnya. Beberapa tahun terlewati. Allah yang Maha Baik memberiku kesempatan untuk bertemu dengannya, berkenalan, bahkan sempat tinggal bersama. Sewaktu pertama kali berkenalan, perasaanku biasa saja, begitu juga dengan penilaianku. Rasanya tidak ada yang istimewa darinya kecuali penampilan yang sederhana, gaya yang agak sedikit tomboy, dan senyum dari matanya yang khas sekali. Tapi tahukah? Apa yang orang katakan itu benar adanya. Dia adalah wanita yang istimewa. Keistimewaan yang membuatku berurai air mata ketika sadar akan berpisah kesibukan dengannya.  Bahkan hingga saat ini, aku bingung akan menuliskan apa untuk mengungkapkan banyak hal yang aku fikirkan, yang aku rasakan tentang dia. Sosok wanita mandiri yang kuat tapi lembut hatinya. Dia sedikit keras ke

Langkah yang Baru..

  Aku tulis ini untuk mengingat, hingga nantinya sampai pada kata mengenang.. 20 Oktober 2013 dalam kepercayaan sang Abu Bakar. Satu langkah lagi. Langkah yang mungkin masih terlalu lemah, hingga aku sedikit terguncang. Kaki ini belum terlalu yakin untuk menapak. Tapi panggilan itu ternyata telah datang, dan aku harus bersegera. Banyak rasa, bahkan rasanya tidak akan terulang kedua kali. Kau tahu bagaimana rasanya ketika sebuah kesadaran menampar pipimu, bahwa hidup itu berputar dalam pergiliran-pergiliran, dan ini lah giliranku. Dengan pola isyarat, mereka berkata 'selamat datang dalam dunia orang dewasa'.. " Allah lah yang memberikan. Dia tentu tahu, seberapa kuat dirimu".. Semoga muatan-muatannya selalu berisikan kebermanfaatan, peningkatan-peningkatan, dalam ibadah pada Sang Penggenggam Keputusan.. Estafet kebaikan itu akan terus bergulir dari tangan ke tangan, tiada putus hingga mencapai kemenangan..Allahumma Aamiin.. Terimakasih untuk Sauda

'Terlanjur' ada: Di posting saja..

Berhentilah Sejenak, lalu Renungkanlah .. Oleh: Atika Maysa Hidup selalu menawarkan sisi gelap dan sisi terang. Ketika malam bertahta dengan angkuhnya, bermandikan bintang, ditemani anggunnya rembulan, mendekap ketakutan pada hati-hati yang tak terisi, seketika pagi datang menghempaskan kesombongan itu. Ia menawarkan hangat mentari, menciptakan pelangi setelah hujan. Di ujung langit sana, kita disuguhi hamparan biru putih gumul bergumul, membawa sejuta asa untuk kehidupan yang lebih hidup. Pada perjalanan yang sangat panjang ini, kau saksikan berjuta warna tragedi yang terjadi. Cucuran airmata kebahagiaan, tawa hampa si Kaya, sedu sedan kehilangan, senyum sekejap lelaki tua di sudut pasar, semua bercampur, menjelma menjadi cerita, kau katakan itu lah ‘kehidupan’. Setelah lelah berjalan, dalam pencarian tanpa kesan. Setelah letih menyesap asap kepahitan perjalanan, hendaklah engkau berhenti sejenak. Longgarkan sedikit dasi di lehermu. Duduklah dibawah rindang pohon, di h

Bismillah..Kisah Benih Jagung yang Indah..

Siapa yang pernah menyangka, pilihan itu jatuh pada Ibu Faiza C Suwarno? Tidak pernah bertemu, apalagi kenalan. dan ternyata memang, "Rencana Allah itu lebih indah dari kisah yang direka manusia.." Ibu yang baik dan insyaallah mudah ditemui untuk konsultasi. Walaupun komoditasnya beberapa kali mengalami pergantian, mulai dari kemangi, pindah ke melon, dan sekarang setia di jagung (mudah-mudahan).  Ah, jagung, dulu saya sempat berfikir itu komoditas yang biasa saja, sudah banyak diteliti dan tidak menarik. Tapi setelah didalami, dihayati, diresapi (sedikit alay), ternyata jagung adalah bahan makanan favorit saya. Yaaa, apapun bentuknya, kalau dari jagung, saya suka. :) Mungkin inilah hikmahnya, kenapa tiba-tiba saya dipanggil oleh Bu Faiza, padahal hari itu adalah hari terakhir menjelang KKP. " Bagaimana kalau Atika ganti ke jagung aja? Benihnya bagus-bagus lhooo.." Rayu si Ibu ketika itu. Dengan gaya khas Ibu Faiza (kebayang), akhirnya saya luluh juga. (Ah, d

Hujan di September...

Gerimis lagi sesore ini. Atau mendung pekat kemarin, lalu berubah menjadi setumpahan air dari langit. Kau bayangkan, akhirnya aku bisa bertanam. Air sawahnya mulai tergenang. Semaian padi di petak kecil, menghijau, membawa harapan dan ia berjanji akan tumbuh dengan baik, sesempurna hamparan permadani emas di seratus hari kemudian. Sejuk merambat, mengisi pori-pori hati. Cipratan hujan di jendela yang memberat dan perlahan turun, menjadi saksi bisu ketenangan senja bersama kaki-kaki mungil yang melangkah kesana kemari, menyodorkan tawa, menawarkan jasa, merasa bahagia dengan segenggam receh yang ia dapat dari payung merah tua. Terimakasih teruntuk Puan dan Nyonya yang sudah menebarkan cinta. Pokok-pokok cemara yang mengembun. Dimana dua katup bertemu. Adalah diam yang ia hayati. Melirik ke celah gunung. Ingin mentari bertahta kembali. Dan pelangi hadir menyapa hati. Hati yang sedang dan akan selalu menahan diri. Menunggu hujan, Menunggu rona kembali berwarna. Dari bangku

Nemu Surat..

Iseng, pagi ini buka-buka lagi kotak surat. mengulang-ngulang cerita perjalanan. dan nemu surat ini.. assalamualaikum hehe, hai atika mayang sari. Maap yak baru balikin bukunya, kalau ada yang berbeda maap yak, itu semua salah syakir, hihi. buku yang asli ketumpahan air :) ^,^. baru ketemu ni buku, sebenarnya sih pitihnya yang baru nemu. emm, maap yak kalo syakir ada salah, hehe. padahal waktu tika marah ada cerita, eh udah marah duluan jadi gak cerita deh. banyak banget cerita-cerita dulu yang udah berubah. syakir udah gak banyak adek lagi, haha. cita-cita juga banyak yang berubah, begitu juga impian hohow,. ya udah sukses ya buat tika. atika mayang sari, makasi yah bukunya :) bagus kok isinya. nih syakir kasih tanda tangan baru ^,^ hoho. semangat! hehe maap yak kertasnya kertas makalah usulan gagal :p creatit bay: 'abdu syakir ....hahha, itu lah syakir, selalu penuh dengan kata maap, polos dan kadang nyebelin. hemm, dulu itu ika marah gara-gara apa ya? kalo gak sal

Sebuah Pertanyaan:Truth or Dare

Permainan Jujur atau Berani, mungkin sudah sering kita lakukan. Dibanyak kesempatan, diacara yang menggembirakan, menjadi ajang seru-seruan. Biasanya, kebanyakan orang akan memilih menjawab dengan jujur sebuah pertanyaan yang dilemparkan daripada memilih kata berani yang nantinya juga berarti berani ambil resiko jika dikerjai (dikerjai secara wajar dan terhormat) dan kemarin malam, giliran itu jatuh ditangan saya. ditengah-tengah teman-teman BEM Faperta, saya berdiri. PD aja, yakin, gak akan ada yang berani macam-macam dalam artian mengajukan pertanyaan aneh. Saya memilih Jujur. Ada beberapa orang yang ingin bertanya. Tapi hanya dipilih dua orang. Mirza (Waka BEM A) dan Lusi (Bendum II BEM A). Pertanyaan Mirza ada dua, siapa yang saya benci dan siapa yang paling saya sayangi. Siapa yang saya benci? ntah lah, itu hanya pertanyaan dan jawaban yang absurb. Malam itu saya jawab, saya benci Mirza. Hahaha, saya tidak tau itu jawaban berasal dari mana? Mungkin memang pernah saya meras

Di Bawah Purnama

Hari ini, tepat ketika Rembulan sempurna bersinar disana, menggantung mengintip sedikit aktivitas bumi. Maka ketika itulah tatapan kami dipertemukan. harapan-harapan tercurah, untuk kebersamaan yang lebih bermakna. Hari ini, 22 Juni 2013. Sehari Bersama BEM A Beraksi. Dimula dengan Forum Sekretaris Bendahara Departemen. Forum yang diadakan dadakan, lantaran administrasi keuangan yang berubah dari pusatnya. Sebenarnya banyak tugas yang harus dilaksanakan, terutama dijadwal-jadwal sibuk menjelang KKP, namun bukankah amanah itu diberikan pada orang yang sanggup?? mungkin Allah menganggap kami bisa menjalankannya...dan mamang harus BISA, harus Selesai dan tanpa keluhan. Selanjutnya, Foto Kabinet BEM A. Di depan taman kecil Faperta, bernarsis ria. Padahal, disaat yang sama tengah diadakan Gathering MPF Faperta 49. Ini adalah Foto Kabinet yang kedua. Yang sebelumnya, masih banyak yang belum lengap. Hari ini juga begitu, meski ada peningkatan. Habis maghrib, kita kumpul

Jendela Kaca

Dari jendela kaca, bias embun menyapa pagi. Diantara petak-petak jendela kaca, mengintip sedikit sinar surya dalam helaian-helaian panjang. Pada terawang jendela kaca, aku nikmati senyummu disana, di ruang berbeda antara dua jendela kaca.

Pengulangan yang Sama, Cerita yang Berbeda

Kembang Kedewasaan 16 Mei lagi. 21 Tahun sudah berlalu. Entah akan sampai  pada pengulangan yang keberapa, semua berhenti. Apakah setiap tahunnya terdapat perbaikan? Untuk pengulangan yang sama, lihatlah catatan di tahun ini. Ada tangis yang ternyata sudah jarang mengisi. Kehidupan yang kian keras menempa, menuntutku sempurna dewasa. Amanah yang menyenangkan, bersama mereka mencipta cerita. Mencoba merealisasikan mimpi, meski belum satupun yang berganti nyata. Berusaha mendapatkan penghasilan sendiri. itu sungguh menyenangkan. Sahabat? masih dalam satu ikatan, meski jarang bertemu, jarang bertukar kabar. Cerita indah selalu hadir dari adik-adikku, yang sudah bisa baca, yang ikut olimpiade, yang aktif di kampus,   yang semakin berbakat di olahraganya,yang juara lomba. Yang membanggakan. Dan hingga hari ini, aku masih saja betah menghabiskan waktu menulis surat untukmu. Tulisan disini juga serasa makin abstrak. dan semakin  membingungkan? ^_^ T

Target Nikah....

Salah satu serunya jadi orang gede itu katanya, udah bebas ngomongin 'pernikahan'.. Maksudnya, kalo kita mau bilang atau cerita-cerita tentang nikah, udah gak kerasa tabu lagi...Nah, virus ini  lah yang belakangan sangat sering aku dengar entah dari orang lain atau dari mulutku sendiri..Di facebook, di seminar-seminar, dipengajian, diobrolan orang dewasa (rentang umur 19-22 tahun) di lingkunganku, seriiing banget kata 'nikah' diucapkan. Entahlah, itu seperti kosa kata baru yang seru dimasukkan dalam kalimat seperti halnya kata lebay, enellan, ciiusan, dkk. Hmm, kenapa ya, kok bisa jadi topik hangat gitu?? Mmmm, apa mungkin karena diumur yang sekarang, lagi labil peralihan antara remaja dan dewasa? Bisa jadii saya dan beberapa teman saya terkena virus penasaran dengan kehidupannya orang dewasa, dan yang menjadii standar dewasa dalam pikiran masing-masing adalah 'pernikahan'. Hahahha, Bisa jadiiii, Bisa jadiii.. Ini seperti kejadian waktu anak-anak beranj

.....

pada kekecewaan aku katakan, betapa kalian adalah keegoisan itu. kalian yang merusak semangat, menghilangkan harapan. hanya tentang keberadaan, bukan uang, bukan tenaga. hanya kerelaan melongokkan kepala. apa untungnya? karena bagi kalian hidup adalah hitung-hitungan. tentang kemirisan yang aku sampaikan. mereka juga punya hati dan rasa. untuk siapa? bukankah kasur dan tempat tidur membayang begitu menggoda? tugas kuliah, kewajiban nilai, melambai menghantui, minta disentuh, butuh perhatian? mereka adalah bagian dari kalian, yang hanya mau berkorban lebih, merelakan kantong-kantong kosong melompong, menyumbang tenaga berjuta tetes lelah, ditengah kesibukan, diantara rasa sakit. dan kalian? hah, pantas saja. bukan kah kalian ahli menanam? menanam keapatisan. menyingkirkan kebanggaan. tentu, kalian sibuk menggambar ini itu, orang-orang keren katanya. yang tiada punya waktu untuk yang beginian. tidak heranlah..kalian si anak manis manja, berpantang datang memberi dukungan..

Jika Amanahmu adalah Cinta...

Sejenak menutup mata, merentangkan tangan, menarik nafas dalam, mengeluarkannya pelan. Membayangkanmu berada di padang rumput hijau, dihembus semilir angin, dalam melody alam yang mendayu merayu.  Begitu menyenangkan, menenangkan. Melihatmu dalam kerlip yang indah ditimpa hangat cahaya. Tersenyum malu, hingga dua bulan sabit melengkung sempurna diwajah itu.  Adalah kepastian, aku berada disini, menemanimu melewati waktu. Aku adalah kebahagiaan yang kau tunggu. Di tiap detik, pada hitungan menit, berbilang jam hari minggu dan tahun. Sempurna, karena kau kini memilikinya. Cinta. ## Surga, dengan segala keindahannya adalah balasan untukmu, aku juga dia, bila kita mau melakukan satu tugas. Amanah. yang menjelma dalam hentak nadimu, mengalir bersama darah menyeluruh diseluruh tubuh. Ia adalah udara, mengalir menyentuh rongga-rongga di dada, membuatmu merasa lega. Ya, kamu yang terpilih mengembannya. Pastikan, tiada ada kata keluh menyertaimu. Karena, selalu ada cinta di

Mengenang Kenangan....

  Berdiri di atas ketinggian. Mendongakkan pandangan jauh mengangkasa. Terpekur menatap puluhan kaki-kaki yang menapak pada kegetiran. Ritual sore ini, rintik-rintik hujan mengalirkan molodi di udara. menyapa atap, menyapa ranting, singgah sebentar di ujung daun. Semua sempurna, untuk satu kata. Rindu. yang teduh menyelimuti hati, Diam-diam bergelayut di pokok-pokok kenangan. tentang ayah, tentang ibu, adik-adik dan keluarga kecilku dulu. Dulu sekali, ketika langkahku masih ditatah satu satu. Ketika tumpukan bantal membantuku melihat ibu menjemur baju dari jendela kayu. Saat aku dan adikku berbodong-bongong menuju tepian danau, jogkok berdiri memandangi permukaan danau yang berasap. Enggan mandi. Dulu itu, aku tak pernah mengerti arti kata rindu. Ku biarkan adikku menangis, ibu berteriak-teriak mengomeli. Pulang-pulang dengan mata merah, tepat saat mentari mengucap salam berpisah, habis menyelam mencari ikan. Malas belajar, memilih nonton kartun atau

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u

Malam, Bulan dan Bintang...

Membiarkan malam bercengkrama bersama bulan, bersama bintang. Sungguh, aku tak cemburu. Aku tetap mampu menikmatinya dari sini. Dari sebuah jendela kecil, bersama sepucuk harap yang kau kirimkan kemarin petang. Aku sedikit mencuri dengar percakapan terlarang antara mereka. Betapa malam ingin terus merajai hari, agar kebersamaannya tak terpotong pagi. Dan bulan, ia rela menunggu malam kembali menghampar, meski kabut kelam hanya memberi sedikit celah untuk mengintip. Disuatu titik, jauh di angkasa terluar, lihatlah upaya bintang memberi sinyal, bahwa ia ada dengan kerlap kerlip terindah yang membersamai malam, menemani rembulan. Kebersamaan mereka sederhana. Mengudara diantara kegelapan. Menghadirkan cahaya temaram. Menyiratkan rasa yang begitu mendalam hingga menembus medium perantara. Mereka bahkan tak peduli itu semua. Untuk malam yang sama, ditemani bintang dan bulan dari sudut jendela yang sama. Aku, mungkin begitu. Selalu percaya, selalu merasa, bertahan menggenggam

Merindukanmu..

Aku merindukanmu lagi, Sama seperti rindu-rindu yang lalu. Muncul hanya sekali waktu ketika kita benar-benar tak bertemu. Sudah berapa lama bertahan disana? Bertahan untuk tidak menyapa, dengan sebuah alasan yang ku punya. Untuk melupakanmu.. Dan semua adalah pengulangan yang sama. Untuk malam-malam yang berlalu dengan atau tanpa purnama. Rasa itu juga tak berubah adanya. Datang lalu menghilang. Kukatakan hari ini sangat ingin menghapus keberadaanmu disini, ditempat semua rasa menjadi maya. Esok, atau mungkin lusa, jari-jari ini bahkan sudah tak tahan untuk menuliskan namamu meski hanya menggunakan potongan kayu di hamparan pasir. Ah, rasa rindu itu. Selalu mampu membisukan suara. Membuatku terpaku pada tapak yang sama. Pada logika, Aku, tak kan mampu membiarkanmu berlalu.

Manisnya diuji Ujian

^^ awali dengan senyum dan bismillah.. ini hari pertama ujian tengah semester sista. udah gak berasa ujian sih.. hmm, klo dihitung-hitung udah berapa kali ikut ujian ya? SD = kelas 1 dan kelas 2, masih pake sistem caturwulan, jadi ada 6 kali ujian          kelas 3 sampai kelas 6 udah pake sistem semester, jadi ada 8 kali ujian madrasah = tiga tahun pake sistem semester, jadi ada 6 kali ujian SMP = Tiga tahun pake sistem semester, jadi ada 6 kali ujian SMA = tiga tahun pake sistem semester, jadi ada 6 kali ujian kuliah = satu semester ada dua ujian, sekarang semester 6, jadi udah 12 kali ujian, ditambah matrikulasi 2 kali ujian, dikurang 1 kali ujian karena UAS semester 6 belum terjadi. secara formal, saya sudah melewati 6+8+6+6+6+12+2-1= 45 kali musim ujian. waahhh, sering juga ya..pantesan, makin kesini perasaan 'sesuatu'nya itu udah gak lagi terasa. udah jadii kebiasaan aja. hmm, ada sisi negatifnya juga sih, persiapannya jadi kurang. udah nganggep ujian sebag

Sepucuk Surat Malam Ini

Duluuuu, merasa senang yang meluap-luap mendapatkan kepercayaan itu..entah ikhlas atau terpaksa. senyam -senyum sendiri memikirkan berbagai hal indah yang akan terjadi. Mendapatkan Keluarga Baru... :) selanjutnya, merasa agak bosan dengan dinamika yang ada..menuntut perubahan jadwal, kebiasaan dan perasaan.. biasanya nongkrong di Batang Pohon, sekarang harus sering-sering mengunjungi Rumah Peradaban Kami (RPK).. yang dulunya hobi ngelamun di depan tipi, sekarang pulang aja malam banget..mana sempat? juga ini, tentang hati., yang dulu mudah mengucurkan air mata, kini belajar lebih tegar, lebih kuat dan lebih dewasa. tiba-tiba kangen dengan keluarga Edelweiss, udah serasa jauh, tidak terperhatikan dan kurang up date dengan keadaan teman-teman. lalu canggung untuk tertawa bersama.. hanya bisa nanya kabar atau nyapa di jalan.padahal, semua berawal dari kelas, amanah ini, juga berawal dari sini.. ada yang komen, 'ika jarang keliatan', 'ika sibuk banget ya?