Langsung ke konten utama

Target Nikah....

Salah satu serunya jadi orang gede itu katanya, udah bebas ngomongin 'pernikahan'.. Maksudnya, kalo kita mau bilang atau cerita-cerita tentang nikah, udah gak kerasa tabu lagi...Nah, virus ini  lah yang belakangan sangat sering aku dengar entah dari orang lain atau dari mulutku sendiri..Di facebook, di seminar-seminar, dipengajian, diobrolan orang dewasa (rentang umur 19-22 tahun) di lingkunganku, seriiing banget kata 'nikah' diucapkan. Entahlah, itu seperti kosa kata baru yang seru dimasukkan dalam kalimat seperti halnya kata lebay, enellan, ciiusan, dkk. Hmm, kenapa ya, kok bisa jadi topik hangat gitu??
Mmmm, apa mungkin karena diumur yang sekarang, lagi labil peralihan antara remaja dan dewasa? Bisa jadii saya dan beberapa teman saya terkena virus penasaran dengan kehidupannya orang dewasa, dan yang menjadii standar dewasa dalam pikiran masing-masing adalah 'pernikahan'. Hahahha, Bisa jadiiii, Bisa jadiii..
Ini seperti kejadian waktu anak-anak beranjak remaja alias masa puber dulu. Hayooo, kata apa yang sering diucapkan??? Yaah, paling gak jauh-jauh dari kata cinta dan pacar.. (Uwaaaa, Astagfirullah, begitu ya aku dulu??)

Beruntungnya, gak semua orang disekitarku galau dan labil seperti diriku, ada yang telah  melewati masa labil itu sehingga sudah berpengalaman, ada yang sebenarnya labil tapi lebih memilih bijak dalam bertindak, ada yang hobi mencari tau dan berbagi ilmu.. :)
Yah, setidaknya media sosial turut membantu mendewasakan diri ini... :p
Pertama, tentang alasan...Ya, kalo biasanya latar belakang dari semua itu adalah penampilan fisik sekarang udahh gak lagi...(Emang iya?) Ntah lah, kata teman-teman sih gitu..Terutama untuk yang ngerti tentang cara 'memilih' yang diajarkan Rasulullah..
Kedua, tentang persiapan..Kata si mba, persiapan terberat itu adalah menyiapkan diri menjadi pasangan idaman dan persiapan dalam kesiapan menerima kekurangan orang lain..Hmm, sepertinya emang berat..Iya, emang berat..
Ketiga, tentang ilmu. Banyak banget ilmu yang harus diketahui, dipelajari, dipahami. Yang pertama dan paling utama adalah ilmu agama. Khususnya bagi wanita yang nantinya akan jadi madrasah pertama anak-anaknya..Waaah, Subhanallah..
Yang keempat, tentang target. Ya, targer nikah, sesuai dengan judul postingan kali ini. Biasanya kan, dalam membuat rencana hiduup, seseorang sering nulis "..tahun segini, diumur segitu saya menikah..bla..bla.." dengan alasan yang juga "...bla..bla..bla.."biasanya sih mempertimbangkan studi dan pekerjaan..Tidak jarang juga, target itu diceritakan kepada teman, kepada keluarga dsb...Eeehh, aku juga pernah ding... (#ngaku)
Mengenai target nikah ini, disuatu hari, aku dapat pencerahan, "..Kalo kita sudah bikin target nikah, berarti kita juga udah siap dong bikin target mati??..."Eng Ing Eng..Itu jleb..jleb karena itu bener banget. Gimana enggak? Rezeki, jodoh dan maut itu adalah sesuatu yang dirahasiakan oleh Allah dan menjadi hak perogatif-Nya. Nah, kalo kita berani bikin target nikah, berarti kita menebak-nebak ketetapan Allah..sedangkan status nikah itu sama halnya dengan maut/kematian. Kalau begitu, kita juga udah harus bikin target kapan kita akan mati dong?? huaaa...
Yang kelima, SEKIAN DAN TERIMA KASIH..
Udah aahh, capek ngetik sambil ngantuk-ngantuk..
Satu hal lagi sebelum pamit...
Hadis dari Rasulullah... "Bekerjalah engkau seolah-olah akan hidup selamanya dan beribadahlah seolah-olah engkau akan mati esok hari."

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u