Langsung ke konten utama

Di Bawah Purnama


Hari ini, tepat ketika Rembulan sempurna bersinar disana,
menggantung mengintip sedikit aktivitas bumi.
Maka ketika itulah tatapan kami dipertemukan.
harapan-harapan tercurah, untuk kebersamaan yang lebih bermakna.

Hari ini, 22 Juni 2013.
Sehari Bersama BEM A Beraksi.
Dimula dengan Forum Sekretaris Bendahara Departemen. Forum yang diadakan dadakan, lantaran administrasi keuangan yang berubah dari pusatnya. Sebenarnya banyak tugas yang harus dilaksanakan, terutama dijadwal-jadwal sibuk menjelang KKP, namun bukankah amanah itu diberikan pada orang yang sanggup?? mungkin Allah menganggap kami bisa menjalankannya...dan mamang harus BISA, harus Selesai dan tanpa keluhan.

Selanjutnya, Foto Kabinet BEM A.
Di depan taman kecil Faperta, bernarsis ria. Padahal, disaat yang sama tengah diadakan Gathering MPF Faperta 49. Ini adalah Foto Kabinet yang kedua. Yang sebelumnya, masih banyak yang belum lengap. Hari ini juga begitu, meski ada peningkatan.

Habis maghrib, kita kumpul bareng di Gladiator IPB. Rapat General BEM A, sekaligus perpisahan KKP.
Malam ini, rembulan berahta digelapnya langit malam. Sempurna, Purnama. Indah, anggun, menyejukkan mata dan hati yang memandangnya. Tidak hanya purnama yang membersamai malam ini, lilin-lilin kecil itu turut menjadi saksi. Ada kebersamaan, ada harapan, ada keyakinan, ada titipan, ada pelukan, dan ada pemberian. Ya, adik-adikku sayang, membekali kakak-kakaknya dengan sebuah kado. Kado yang bikin so swit. Dan itu, atas inisiatif mereka. :')

Malam itu juga, disaksikan purnama, BPH Bem A Beraksi mengucapkan jargon dari hati, sambil berbisik doa, hingga akhirnya berelukan erat. dan kembali kusadari, Aku Tak Pernah Sendiri...


sumber:downloadhitsingle.blogspot.com

Terimakasih: Ketua kami yang pintar, Rista Ardy Priatama, Wakil kami yang bijak Mirza Ramadhana Putra, Saudaraku yang sabar, Fitri Gumayanti, adikku yang lembut, Elfrida Oktaviani, dan adikku yang cekatan Lusi Diani..Kalian adalah semangat, kalian adalah cahaya, dan kalian adalah Anugerah Terindah.. :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u