Mereka-reka, itu yang seringkali kita lakukan untuk mencoba 'melihat' masa depan. Kita hubungkan tanda-tanda, asumsi-asumsi hingga terbentuklah sebuah gambaran, seperti apa hari esok. Bisa jadi benar, seringkali keliru.
Terkadang berfikir, pekerjaan mereka-reka itu sia-sia. Melelahkan. Bukankah untuk merangkai cerita itu butuh tenaga, ia mengambil waktu, mencuri perhatian? Apa yang kita berikan untuk usaha 'mereka-reka' itu mungkin lebih baik digunakan untuk melakukan sesuatu. Ah perbuatan sia-sia itu..
itulah yang seringkali aku lakukan. Mereka-reka aku katakan 'bermimpi'. Bermimpi, yang meski tak terwujud pun setidaknya aku sudah memperoleh kebahagiaan (meski semu) atas apa yang aku impikan. Tak peduli apakah akan menjadi kenyataan atau tidak. Toh ketika ia menjadi nyata, anggap saja dalam mimpi itu aku menyelipkan sebait doa, dan Allah mengabulkannya. Ajaib. Tring. Begitulah..
Terkadang bagiku, dalam bermimpi, dalam proses mereka-reka itu aku temukan lagi harapan, aku temukan semangat yang aku butuhkan. Anggap saja aku tengah mencoba berfikir positif untuk hari esok.
Meski tak selamanya mereka-reka itu membayangkan hal-hal yang menyenangkan, bisa jadi ia adalah semacam ketakutan-ketakutan. Kekhawatiran menghadapi apa yang akan terjadi.
Haa, tapi aku menepis jauh-jauh hal itu. Untukku, kalau bisa bermimpi indah, kenapa harus mereka yang tak indah?
Disetiap mimpi indah itu, aku selalu berharap, ia akan menjadi nyata..
Dalam reka-reka itu, aku susun rencana-rencana mewujudkannya..
Untuk 'melihat' masa depan itu, aku selipkan doa dan kutitipkan rasa bahagia..
Bogor, 20 Mei 2015
Komentar
Posting Komentar