Langsung ke konten utama

untukmu ibu...

ingin ku bagikan sekuncup bunga kesukaanmu
menyelip indah disela jari manis, antara lekuk kelingking kita yang terkait
menyatu
entah, mampukah kembang rindu ini terabadi dalam senyum sendu rindu
ibu

ku erat kan selimut ke sudut hati yang teramat dingin, kini tanpa peluk hangatmu
aku mengerti
belum saatnya
mungkin nanti

layaknya cintamu yang selalu mekar merona
lantunan  doaku terus bergema
disudut hingga palung terdalam langit-langit malam
disambuut takjub malaikat pemberi salam

hanya satu, dan itu
untukmu ibu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ayah, aku rindu

udah ku bilang, beberapa hari ini aku begitu rindu pada ayah... jadi mending aku cerita aja disini tentang ayahku... ayahku, ayah yang sederhana...tamat SMP pun gak...tapi bukan berarti ayahku bodoh...dibandingkan dengan teman-temannya, ayahku termasuk orang pintar, terutama dalam hal hitung-hitungan...lantas, kenapa ayahku gak lulus SMP? begini ceritanya kawan.. ayahku, adalah anak laki-laki yang dilahirkan dari keluarga 'keras'...ya, kakek dan nenekku orang yang tegas. dari kecil ayah dididik untuk mencari uang sendiri...dari kelas 3 SD, ayah sudah belajar membuat pukat dan memangkap ikan...uang sekolah, jajan dan makan, harus ditanggung sendiri...kadang kala, ayah juga harus membiayai saudara-saudara perempuannya yang masih sekolah..karena itulah, ayah jarang masuk sekolah, sering membolos...tapi nilai ayah gak jelek-jelek amat... sebagai anak danau, ayah sering melanggar peraturan sekolah...pake sandal kesekolah, gak pake seragam, gak pake tas, hanya punya s...

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,...

Tangis Neng di Usia 20 Tahun

Malam ini, dibawah rinai hujan dilingkup langit pekat menumpahkan semua rasa yang kami belum pernah alami entah apa itu namanya ketika tangis itu pecah dibahuku ketika hati ku begitu sakit mendengarnya ketika penyesalan menuntut pembelaan "kenapa malah membuatnya menangis??" sungguh, tak ada maksud untuk membuatmu merasa bersalah katakan lah, aku iseng mengerjaimu anggaplah ini proses agar keakraban kita dapat dikenang hitunglah, rasa itu adalah kado termegah dalam perjalanan ini "bukankah air mata itu juga adalah tanda? meski ia jarang hadir menyapa kebersamaan kita bukankah air mata itu adalah kedamaian? yang menghadirkan peluk erat terikat membiarkan kita begitu larut , menyelami kesalahan memahami kekurangan. aku, ingin menangis lagi bersamamu, dalam ruang syahdu rindu" # besok si neng udah berkepala dua juga besok, dimulailah pertualangan kami menjalani hari dengan cerita yang mungkin tak lagi kekanak-kanakan..atau mungkin, umur t...