Langsung ke konten utama

Tumpukan Kebingungan

astagfirullah..
hik..hik..
tiba-tiba menjadi cengeng gini..

astagfirullah..
kenapa belum bergerak?
bahkan tidak ada antusiasme penyambutan..
bukankah ini menyangkut masa depan?

fasttrack, apa sanggup? apa pantas? ingiiinn sangat melihat senyuman di wajah ibu..
nilai mencukupi, tapi tenaga? sifat moody?
dana lagi, tidak pernah dianggarkan..apa masih sanggup melihat orang tua bekerja keras mencari uang?
apa tidak kasihan melihat adik-adik, yang menunggu giliran memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. bukan satu atau dua orang, tapi empat orang..sampai kapan mereka akan menunggu, penghasilan pertama ku??

topik skripsi, begitu banyak pertimbangan, terutama proyek dosen..biar biaya penelitiannya gak terlalu mahal. antara benih dan pemiliaan.
tapi ini rebutan, belum tentu dapat. mungkinkah dapat dosen PS yang bijaksana dan pengertian? bisakah penelitiannya lebih cepat?

minor, ah ya...ini salah satu cita-cita..harus diperjuangkan. hmm, meskipun konsekwensinya adalah, tetap kuliah di semester 8..ekonomi syariah, kadang-kadang saya merasa bosan, kadang juga begitu bersemangat...tapi jika ngambil fasttrack, sanggupkah kuliah di semester 8..bukankah kuliah harus selesai di semester 7..?

mata kuliah pilihan, ya antara benih dan ptt. tapi ngatur jadwalnya? seringkali bentrok.

semua nya saya endapkan..jauuuh, di dalam otak. jauuh didalam perasaan. sebenarnya bingung, takut. apa terlalu berhati-hati. ah, saya memang bukan pengambil keputusan yang baik.

tanggalnya udah dekat. penentuan itu pasti. ingin rasanya pasrah. membiarkan takdir yang berbicara. tapi, bukankah takdir itu juga tentang usaha?

inilah hidupnya orang dewasa, selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang resikonya banyak. pilihan-pilihan yang mempengaruhi hidup.

Ya Allah, berilah ketetapan hati,
Ya Allah berilah petunjuk jalan,
Ya Allah, mudahkan dan kuatkan..

tenangkan pikiran, tarik nafas dalam-dalam. bayangkan semua wajah orang yang menyayangimu.
terus berdoa, berdoa dan berdoa.
bangkitlah, hadapi, apapun itu..

kita lihat hasilnya tanggal 4 dan 6, atau tanggal-tanggal selanjutnya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

---Wanita-Wanita Cantik, Sahabatku---

e NURULITA SARI pertama kali bertemu, kesan nya :"ni orang kok ceria banget ya? jalannya selalu semagat, tebar senyum sana sini, say 'hi' kanan kiri.." kesini nya malah ketauan, lita tu suka galau juga. tapi punya cara sendiri untuk mengatasinya seperti menyendiri di kampus, lama-lama mandangin hujan atau dengerin musik. mafo nya adalah bakso n pisang bakar coklat. keterangan lebih lanjut, hubungi orang nya sendiri.. WIDA WARDATI HUMAIRO cewek yang suka warna ungu ini adalah cewek yang lembuuut banget. dulunya sih dia anak yang tomboy. hobi nya, ya yang berhubuungan dengan ketomboyan seperti manjat-manjat, lari-lari, main kelereng dll, tapi itu dulu.. sekarang ia menjelma jadi gadis sesuai dengan namnya, wardati humairo, mawar yang kemerah-merahan. CATUR PUTRI PANGESTIKA :    FIKRI MUKHLISINA LATIEF anak pinter satu ini, si calon dokter hewan adalah  sahabatku yang dewasa. meski begitu, ia tetap sama narsisnya dengan kami. pecinta korea juga

Jendela Kaca

Dari jendela kaca, bias embun menyapa pagi. Diantara petak-petak jendela kaca, mengintip sedikit sinar surya dalam helaian-helaian panjang. Pada terawang jendela kaca, aku nikmati senyummu disana, di ruang berbeda antara dua jendela kaca.