kembali menyesal hari ini. hari yang sebenarnya cukup menyenangkan. menyenangkan untuk keluar beraktivitas. menghabiskan hari-hari untuk menikmati masa-masa produktif. mencari bekal demi masa setelah ini.
tapi tidak. saban hari aku hanya berdiam di kosan. mendengar musik, bermalas-malasan. padahal, rencana jualan sayur dibatalkan. datang ke acara FLP pun tidak. hanya berleha-leha. terombang-ambing oleh perasaan kalut menghadapi ujian. tapi masih saja tak ada aksi nyata. ah, setan apa ini? a'udzubillahiminassyaithanirrajiim...
kini, setelah dua belas jam berlalu. perasaan itu datang. mengetuk lagi rasa-rasa sensitif dihati ini. membiarkan aku terpuruk dan sibuk memikirkannya. perasaan menyesal. perasaan yang sama sekali tak ku perhitungkan sejak memulai hari.
biasanya, kata 'andai saja' akan menemani ku setelah penyesalan.. menambah beban berat dipundak, di kepala, di otot-otot kaki dan tangan, juga di segumpal darah yang terus berdetak. ingin aku memusnahkan kata dan perasaan jelek ini. membuang mereka ke tempat terdalam. astagfirullah.
meski begitu, bukankah seharusnya aku bersyukur? lho kok? iya, bersyukur masih ditegur rasa tak enak ini. setidaknya menjadi pengingat kalau kemalasanku adalah salah. ketidakbertanggungjawabanku adalah dosa. dan juga bukti bahwa hati ku masih berfungsi, belum mengeras seperti batu.
aaaaaaaaa...berteriak seperti apapun tak akan mengembalikan waktu ku yang hilang. kini, apa yang harus aku perbuat? bagaimana menghilangkannya? bagaimana memperbaiki kesalahan itu? bagaimana menumpas tuntas malas yang seringkali tak terkendali? bagaiman cara membangkitkan semangat ku yang terkadang bisa membakar?
ALLAH, ampuni aku
ALLAH, bantu aku kembali...
tapi tidak. saban hari aku hanya berdiam di kosan. mendengar musik, bermalas-malasan. padahal, rencana jualan sayur dibatalkan. datang ke acara FLP pun tidak. hanya berleha-leha. terombang-ambing oleh perasaan kalut menghadapi ujian. tapi masih saja tak ada aksi nyata. ah, setan apa ini? a'udzubillahiminassyaithanirrajiim...
kini, setelah dua belas jam berlalu. perasaan itu datang. mengetuk lagi rasa-rasa sensitif dihati ini. membiarkan aku terpuruk dan sibuk memikirkannya. perasaan menyesal. perasaan yang sama sekali tak ku perhitungkan sejak memulai hari.
biasanya, kata 'andai saja' akan menemani ku setelah penyesalan.. menambah beban berat dipundak, di kepala, di otot-otot kaki dan tangan, juga di segumpal darah yang terus berdetak. ingin aku memusnahkan kata dan perasaan jelek ini. membuang mereka ke tempat terdalam. astagfirullah.
meski begitu, bukankah seharusnya aku bersyukur? lho kok? iya, bersyukur masih ditegur rasa tak enak ini. setidaknya menjadi pengingat kalau kemalasanku adalah salah. ketidakbertanggungjawabanku adalah dosa. dan juga bukti bahwa hati ku masih berfungsi, belum mengeras seperti batu.
aaaaaaaaa...berteriak seperti apapun tak akan mengembalikan waktu ku yang hilang. kini, apa yang harus aku perbuat? bagaimana menghilangkannya? bagaimana memperbaiki kesalahan itu? bagaimana menumpas tuntas malas yang seringkali tak terkendali? bagaiman cara membangkitkan semangat ku yang terkadang bisa membakar?
ALLAH, ampuni aku
ALLAH, bantu aku kembali...
Komentar
Posting Komentar