Langsung ke konten utama

saya anak AGH bukan sih????

oke, setelah mengobrak-abrik blog nya kaka kelas yang kebanyakan isinya bercerita tentag kehidupannya di perkuliahan AGH, muncul satu pertanyaan dibenak saya...
saya anak AGH bukan siiiiiihhhh???
"loh, kok tiba-tiba nanya gitu?
kamu dapat wangsit apa diblog kaka kelas itu?"

iiiihh, pokoknya saya dapat sesuatu. KESADARAN..

selama saya punya blog, saya gak pernah menulis tentang ilmu yang saya peroleh di AGH..
pernah sih cerita dikit tentang kehidupan anak AGH, tapi itu gak banget...(isi nya curhat siiiih...)
kenapa? karena saya gak ngerasa dapat apa-apa..(astagfirullah...nyebut  kaaa...)

sudah tiga semester ternyata..dan saya merasa tidak punya apa-apa...
hmm, ilmu bercocok tanam? Dua kali nanam kedelai saja saya gagal...udah disulam padahal..
pernah sih, saya dan teman-teman nanam sayur yang hasilnya lebih baik dari teman-teman lain, tapi setelah itu apa? saya tidak minat di sayur menyayur..
tanaman pangan? boleh sih..tapiiiiiii... (selalu ada kata tapi yang muncul..)
dulu, saya sangat semangat dan bergairah untuk mengambil bidang pemuliaan tanaman. hanya gara-gara satu-satu nya ujian saya di AGH yang nembus angka 93 ya itu Daspemultan. udah semangat-semangatnya bilang pengen jadi breeder...tapi belakangan saya jadi keder lantaran pemultan itu erat hubungannya dengan Rancob..heu...tau kan, nilai hitung-hitungan saya itu sangat amat bermasalah.

setelah direnungkan, (dengan perenungan yang dalam) saya jadi mikir, apa yang sudah saya lakukan selama ini? apa yang telah saya dapat? apa yang telah saya beri?

apakah sudah terlambat bagi saya untuk menyadari? apa kah ada kata perbaikan yang bisa saya ambil?

berdosa rasanya, ketika saya ingat lagi perjalanan saya selama kuliah.
~ di lahan, saya ikut bantu-bantu kerja kok..tapi gak kerja keras..selalu saja teman-teman yang laki-laki yang bekerja lebih keras.
~ di kelas, sering saya ketiduran (udah dua kali ditegur dosen), saya selalu merasa lelah setelah pulang dari lahan, apalagi kalau langsung masuk kuliah. bawaannya ngantuk berat..dan saya tidak punya posisi tidur yang lebih enak selain menelungkupkan kepala di meja. posisi yang sebenarnya rawan, gampang keliatan sama dosen.
~ kalaupun saya tidak tidur, biasanya saya malah mencoret-coret kertas, bikin tulisan abstrak, curhat, bikin puisi yang gak pernah selesai..tuh kan, saya gak belajar..
jadi selama ini, saya hanya belajar sehari sebelum ujian...pantesan gak ada yang tinggal lama di otak.
~ di departemen pun, saya gak pernah ikut dengan serius kegiatan himagron.. paling numpang setor muka doang.

Oke, jadi intinya, selama ini apa yang saya kerjakan salah dan JANGAN DI TIRU.

sebentar lagi semester 6..teman-teman udah mulai memikirkan topik penelitian. sedangkan saya masih bergelut dengan pertanyaan 'pantaskah saya jadi mahasiswa pertanian?'

sebentar lagi KKP, masa yang sebenarnya saya takuti. tahu sendiri kaaannn, petani itu lebih pintar dari mahasiswa, apalagi yang jam terbangnya udah lama...saya takut, saya tidak bisa membawa nama baik MAHASISWA PERTANIAN di hadapan masyarakat.

huhuhuhu...saya benar-benar merasa berdosa.. #ASTAGFIRULLAH...

Komentar

  1. pemuliaan itu justru penelitiannya paling enak, pengamatan nggak rutin tiap minggu, cuma datanya melimpah dan harus sedikit lebih teliti. kalau rancob, menurutku malah yang paling simple

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u