Langsung ke konten utama

Kilas Balik #Ketika Aku Menjadi Adik Part 1

Masa penyambutan mahasiswa baru akan segera datang..adik-adik dari berbagai penjuru nusantara hadir berkumpul di kampus rakyat ini..

*hmm, kembali terbayang dua tahun yang lalu,ketika aku muncul dengan wajah polos, bahasa belepotan dan pengetahuan yang minim..

- disambut dengan OH (Open House) yang meriah, namun cukup membingungkan bagiku yang notabene asing dengan keramaian seperti ini. 
- berkunjung ke stand nya Salam ISC...waaahh, ketemu sama kakak-kakak yang anggun dan baik-baik..
- berjalan dua banjar menuju asrama, dinanti acara penyambutan oleh pihak asrama..
- registrasi gedung di A3, melihat kamar baru yang terkesan sederhana dan lapang banget, tapi ketika dihuni, malah sempit terasa. empat orang dalam satu kamar 4x4.
- berkenalan dengan teman-teman dari daerah-daerah yang berbeda, yang akan menjadi teman satu lorong di lorong 10. bellen, oma dian, ruth, iin, tante nindya, bude lisa, tya, deva, maya, putri, allysa..
- berkenalan dengan noona-noona jilbaber..#heee, jadi terasa aman dan nyaman..hai noona eva, noona wulan, noona arya, noona tari..
- mengenal kampus dengan jalan berkeliling dan ternyata..'ipebe itu luaaaasss bangeeettt yaaa...?'
- menjalani matrikulasi, kuliah bersama 150an mahasiswa dalam satu ruangan...hoooaaaaa, ngantuuuknyaaa...

- menjalani MPKMB yang seruuuu dan sangaaat berkesan
- bikin tong sampah bareng putri, bani, santos dan dimas..dan hingga kini, aku tidak pernah melihat tong sampah itu..entah dimana keberadaannya..
- ngafalin theme song, bikin buku tugas dan minta-minta tanda tangan panitia..ditemenin kakak-kakak PJL yang bagaikan seorang ibu, kak aul, kak dewi, kak miftah, kak riza dan kakak satu lagi yang ika lupa namanya..pun disiplinkan oleh kakak-kakak komdis, kak april dan kak wildan..
- menjalani 3 hari dalam kebanggaan sebagai anak pertanian pun selalu merasa begitu hingga saat ini..

- disambut oleh welcome party, dibangunin untuk apel, ditunggu untuk ngaji lorong, trus berbagi cerita, gosip, pengalaman, sedih, senang, tawa, ledekan bersama teman sekamar, tetangga kamar, pun tetangga lorong..
- masa-masa ujian, dimana semua sibuk belajar dan aku sibuk tidur..saling mengajarkan, belajar bareng, tutor sebaya..
- galau sepulang ujian, makan eskrim bareng trus nangis bareng...hik..hik..hik..ujian di ipebe emang berat..
- menghadapi masa-masa kuliah bersama keluarga Andalan (Anak A08)lita, puput, fikri, dian, hasan, manda, mas adit, bang kadri, agung, fajar dll..kuliah, praktikum, responsi, kolokium, jalan-jalan, rapat, makrab, latihan aerobik, pun bermalam di GOR Padjadjaran..(tolong dicatet, pada tidur dihalamannya cobaaa..)

-hingga, satu tahun pun terjalani..satu per satu terasa sangat berharga.. agrimart, kantin agri, rusunawa, asrama putri, PGB, BPA, tempat jemuran, dan tentu saja, kamar 394 juga lorong 10 A3..
- pesta perpisahan pun dilaksanakan..rasa kehilangan itu semakin menghantui..tak akan ada lagi grebek sahur, lari-lari dilorong mencari air hangat, ngumpetin barang elektronik karna ada penggeledahan, mengejar-ngejar tikus, pura-pura tidur waktu disuruh apel, pun ditanyai SR saat kena jam malam.
- kebersamaan itu diakhiri dengan tidur bareng di lorong, mengemasi pakaian dan barang-barang lantas pergi dengan air mata meninggalkan asrama tercinta :'(

#kebahagian mempunyai keluarga, yang selalu mampu membuatku meneteskan air mata ketika mengingatnya...

tapi tunggu dulu, masih banyak yang telah terjadi setahun berikutnya, tunggu di Kilas Balik #Ketika Aku Menjadi Adik Part 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u