Langsung ke konten utama

Fortuna Salsabila, Aku Rindu ^^

Fortuna Salsabila, indah sekali namanya. tapi itu bukan nama orang dengan nama panggilan 'tuna' atau 'bila'. itu adalah nama sebuah lembaga keputrian di SMA ku. Fortuna Salsabila itu berarti Forum untuk annisa Salsabila (mata air surga). biasa kita menyebutnya 'F Se' biar keren gitu.

adalah pertama kali aku masuk SMA dan bertemu dengan forum seperti ini. lantas aku yang polos (?) bertanya, ini apa? ngapain aja? buat apa? bla..bla..bla..tapi semua hanya pertanyaan dalam hati. hingga hari ketiga MOS (Masa Orientasi Sekolah), kami yang putri dikumpulkan di mushala. diberi penjelasan oleh ibu guru agama seputar kewanitaan. diakhir sesi, dijelaskan lah oleh kakak kelas tentang Fortuna Salsabila. aku yang polos (masih gak nyadar diri), manggut-manggut gak ngerti#lho?..gimana mau dibilang ngerti, udah dibilang jadwal kumpulnya itu ketika yang cowok lagi jum'atan, eeehh diriku datangnya malah sesudah jum'atan. aduh..aduh..murid baru..

barulah, dipertemuan kedua aku bergabung. di forum itu, ada guru pembinanya, namanya bu dila. ibunya kereeennn, jilbabnya gede, gahol, pintar n ramaaahh banget. disana juga ada kakak-kakak yang beberapa diantaranya juga pake jilbab gede. beneran, awalnya aku bingung banget. ini lagi ngapain? trus baca apaan? meski akhirnya, aku ngeh juga, kalo ini tu pengajian remaja gitu..

beberapa minggu aku bertahan ikut forum annisa ini, tapi karena aku doang murid baru yang ikut, jadi males juga. akhirnya aku gak pernah dateng lagi. beberapa minggu kemudian, aku diajakin sama ulya, sahabatku untuk bergabung lagi. karena udah ada temannya, barulah aku merasa nyaman. entah kapan bergabungnya, di forum ini udah banyak murid baru yang ikut, ada ami, des dan teman2 putri yangg lain. juga ada kakak kelas yang baik,seperti kaka zizi. seperti mendapatkan peta dalam perjalanan buta yang aku lakukan, Forum annisa ini hadir mengobati kebingunganku. kelabilanku. ketidak tahuanku. sedikit demi sedikit, sifatku berubah. dari yang urakan, jadi lebih 'perempuan'. dari yang gak rajin ibadah, insyaallah lebih terjaga. dari yang mikirnya hanya tentang sekolah dan teman, sekarang ikut juga memikirkan kapasitas diri, kehidupan setelah mati. tapi dari itu semua, yang begitu terlihat adalah perubahan penampilan. hari itu hari senin, kami menggunakan pakaian seragam puthi-putih. ku lebarkan jilbabku, walaupun masih belum sempurna karena masih belum di double. awalnya banyak yang mentertawakan. apalagi dengan postur ku yang kecil. heu, tapi tak apa-apa. paling juga bentar. dan benar, lama-lama teman-temanku terbiasa. 

pertalahan-lahan, aku mulai menggunakan jilbab di rumah. meskipun tidak keluar rumah. ternyata ujian itu masih saja ada. keluarga ku,kecuali ibu dan ayah, tidak setuju aku berjilbab dirumah. mungkin karena mereka belum terbiasa. dari hari ke hari, perubahan itu ku tingkatkan, jilbabnya udah di doule dan lebih rapih. alhamdulillah, seiring dengan waktu, interaksi mulai terjaga. yah, walaupun belum sempurna. teman-teman, keluarga, tetangga, makin aneh melihatku. ada yang bilang diriku mirip nenek-nenek, ustadzah (klo yang ini di aamiinin deh..hee),ada yang protes, ada yang menyindir dsb. tapi itu semua menyenangkan. menjadi berbeda bukan suatu yang salah bukan?

dengan seringnya aku bergabung di Forum ini, aku jadi lebih banyak tahu. sedikit demi sedikit mulai mengerti. dan alhamdulillah orang tuaku gak ada yang melarang. alhamdulillah lagi karena selepas dari foruna salsabila, aku terlempar ke IPB yang kebanyakan orangnya punya pemahaman yang sama denganku. bahkan disini, aku merasa lebih terjaga. pakaian lebih rapih, wawasan lebih update dengan adanya lingkaran cahaya, teman makin banyak dan beragam keberuntungan lain yang aku terima.

ah, sekarang aku tengah rindu untuk kembali kesana, ke Fortuna Salsabila. melihat lagi jejak langkah ku disana. melihat semangat-semangat adik-adik yang mungkin saat ini sudah jauh melebarkan sayap-sayap Forum ini.

Teringat Forum annisa, pasti ingat dengan ulya, ami, bu dila, kak zizi. ingat dengan kakak-kakak dan teman-teman yang sekarang mungkin udah menebar jalan kebaikan di tempatnya masing-masing. hanya saja, ada juga yang malah berbalik, melepas pemahamannya selepas dari SMA, dan dari sana aku belajar, betapa Allah Maha membolak-balikkan hati. semoga kami senantiasa istiqamah. aamiin Ya Allah..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u