waaaa, ternyata udah lama juga gak nulis disini. udah lama gak cerita banyak hal. mulai dari cerita yang bagus-bagus dulu deh.
ini tentang jingga. tentang lembayung.
aaahhh, sudah berbulan-bulan aku menunggunya disudut jendela. menatap ke langit di ufuk barat. berharap-harap ia menampakkan diri. membawaku ke dunia yang orange. hmm, indahnya.
dan kemarin lusa ia muncul. benar-benar jingga. menghadirkan perasaan tenang, mengalirkan syukur dari dua bibir yang kadang kering.
jingga itu, juga sering hadir, ketika aku sedih. ketika aku tertawa. ketika aku masih merasa ada dia disana. aduuuh, bagaimanalah tidak akan menyebut namanya disetiap jingga? bukan kah dulu, ia datang bersama lembayung?
setahun lalu. dikosan yang baru. dari tempat jemuran. dari jendela dapur. aku menghadirkannya dalam wajah senja, hingga ku dapati ia disana. tersenyum di detik-detik terakhir. disaat aku hampir berpaling. disaat aku merasa, tak ada yang indah dari langit sore hari, dan harapan itu hanya selembar keinginan tertolak.
dan ternyata, semua itu hanya tentang menunggu. tentang sabar. tentang percaya. mungkin nanti. dibulan-bulan akhir, dipenghujung waktu. bahkan kepergiannya mungkin akan disambut dengan rembulan. ya, meski jingga pergi, masih ada bulan di sudut langit.
untuk itu semua aku bersyukur masih memiliki jendela, meski kecil. memiliki jendela yang mengantarku melihat lembayung senja, melihat dia bersama jingga.
Komentar
Posting Komentar