Langsung ke konten utama

adik kecilku-fahri

ini tentang adik kecilku...fahri namanya, dia baru mau 4 tahun..
anaknyaaaa, aktiiiifff bangeeet...paling hobi main bola n nonton kartun...(upin-ipin, spongebob n naruto) tiap hari, selalu nongkrong di depan televisi...ati2, klo lagi nonton sama dia, jangan sampai keambil chanel TV yang ada bolanya cz klo sampai dia liat -walaupun cuma iklan- dia bakal triak-triak manggil ayah atau adikku yang nomer 3...
"ayaaahh..ayaaahh...abaaang...ado bolaaaaa..wak tonton naah...suruah lah nika manuka nyo dulu..."
" nikaaa, kami ka nonton bolaaa,,,awaaas laaahh"
terjemahannya:
"ayaaahh, ayaaahh...abaaang...ada bolaaaaa.. yuk kita nonton...suruh nika (panggilan dia untuukku) ganti chanelnyaa.."
nikaa, kami mau nonton, awaaaasss duuluuu"..usir nya sambl masang tampang manyuuun..

hmm, klo udah gitu, aku terpaksa ngalah....atau kalo acara ku lagi seru, aku boongin aja si ai (panggilan sayang buat fahri)..bilangnya yang tadi dia liat tu cuma iklan..hahahha..atau, kasih bola karet, trus suruh dia main dihalaman...lama-lama pasti lupaa...hahahaha #jahat...

oya, mau cerita dulu waktu ai lahir...waktu itu aku kelas 3 SMP...bayangin dooong, usah segede itu aku mau punya adek lagiii...hmm, aku sempat ngrasa gak terima..tapi cuma dipendam doang...
dalam rentang setahun itu, mulai tumbuh rasa sayangku buat s calon adek kecil..mulai ku cariin nama buat dia...
hmm, karena waktu itu lagi heboh-hebohnya film AAC, jadilah aku namai dia fahri yang ketika itu lahir saat aku kelas 1 SMA... biar awalan namanya A, aku tambahin jadi ALFAHRI ZULHELMI...zulhelmi sendiri adalah nama ayah ku dan uudah menjadi nama warisan buat adik laki-laki ku..untuk yang cewek, nama belakangnya adalah sari (gak tau jjuga dari mana asalnya)...yang pasti, semua nama anak ayah dan ibu ku harus berawalan A, itu seolah menjadi ciri khas...atika, andini, agus, arif, alfahri...

kembali ke si ai...ai kecil, di besarkan dengan perhatian lebih, maklum, kakak2 nya kan banyak...semua apa yang dia minta, diusahain ada...awalnya aku sempat takut, dia bakal jadi anak manja...tapi belakangan, ketakutan itu memudar...
ai kecil, sering ikut ibu ke sekolah, lantaran kami, kakak2nya sekolah di kecamatan...jadilah ai sering tinggal sendiri. itu membuatnya tidak 'macam-macam'...bahkan, bisa di bilang dia anak yang rajin, apapun yang disuruh, pasti dilakukannya..terutama kalau aku yang menyuruh...entah kenapa, mungkin karena aku yang paling sering membawakannya makanan n yang gak pernah berantem sama dia...
ai juga anak yang pintar, ada-ada saja ulahnya yang bikin orang ketawa atau luluh mendengar permintaannya...semua orang sayang banget sama si ai, termasuk guru-guru di sekolah tempat ibuku mengajar dan juga murid-muridnya...

yang paling membuatku haru adalah ketika aku pulanng lebaran kemarin...sebelumnya,  aku sempat mengirimkan CD tuntunan shalat untuk anak-anak...aku berharap, adikku itu bisa belajar shalat sedini mungkin...ternyata benar, waktu aku pulang, dia udah hafal alfatihah dan menurut cerita ibu, ia paling senang di putarkan CD itu...lagu nya pun ia hafall...

'sebelum kita shalat, ayo berwuduk dulu...
yang benar gerakannya, tak lupa, bacaannya..
sebelum kita shalat, ayo berwuduk dulu...
agar caranya tepat, seperti, nabi muhammad...'

horeeee...

setiap kali aku shalat, ai selalu ngikutin, meskipun ia shalat hanya satu rakaat, tapi aku bahagia...benar2 bahagia...

adik kecilku, tetaplah jadi adik uni yang ngegemesiiinn, bijak n rendah hati...
semoga ai selalu tumbuh dalam cinta kasih Allah, keluarga dan orang-orang disekitar ai...LUV YUUU...






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u