Langsung ke konten utama

funraising...oh...funraising...

magang BEM A menjadi salah satu kegiatan eks ku di smester ini. ya, aku ingin mendapat pengalaman baru dengan ikut berorganisasi...yang ada di bayanganku hanyalah hal-hal yang mudah...tapi ternyata...

TUGAS AKHIR MAGANG BEM A...
kegiatan ini di beritahukan waktu enrichmen 1..saat itu dipilih ketua kelompok hingga akhirnya didapatkan satu nama yaitu wahyu sebagai penggerak kami dalam kegiatan ini...esoknya, diadakan rapat pertama dan ditunjuk anggota-angggota divisi...subhanallah, aku ditunjuk sebagai ketua funraising..awalnya aku menolak karena aku sama sekali gak berpengalaman. pengalaman kepanitiaan ku selama ini hanya divisi konsumsi...tapi, ternyata tak ada yang mau menjabat sebagai ketua divisi ini, hingga akhirnya aku menyetujui untk jadi ketua..mungkin menurumu teman, keputusanku salah, tapi inilah kenyataannya.

sudah enam hari berlalu, kami baru bisa mengumpulkan uang sebesar 200.000...sangat jauh dari target...
aku udh berusaha teman...aku udah mencoba...walau kadang semangatku naik turun..kini, ketika aku minta tolong pada teman-temanku, mereka tak ada..kenapa? pasti banyak yang salah dari diriku..mungkin karena aku udah terbiasa dipimpin, sehingga sulit bagi ku memimpin...sama sekali gak ada ketegasan...

dalam rencana, besok kami hendak berjualan di sempur, semua barang sudah dipesan, tapi tau kah kau yang terjadi teman? tadi aku mendapat sebuah selebaran, isinya pemberitahuan bahwa dilapangan sempur besok akan ada bagi-bagi makanan gratis...aku gamang teman...meski ku sadar, rezeki seseorang itu sudah ada yang mengaturnya...

Ya Allah, lancarkan urusanku..bantu aku menunaikan kewajiban ini...aku takut Ya Allah, diakhirat kelak, Engkau akan menagih atas kepemimpinanku...aku takut...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u