Langsung ke konten utama

inilah takdir ku

17 Oktober 2011...batas akhir pengumpulan PKM...
Ya, beberapa minggu ini, atau lebih tepatnya beberapa bulan ini, aku disibukkan oleh PKM.
PKM itu apa? ini adalah program yang menuntut kreativitas mahasiswa menciptakan barang-barang dan ide-ide baru agar mahasiswa itu sendiri bisa berkarya dan acara ini di perlombakan.
di tahun pertama masuk IPB, aku memang sudah berniat untuk ikut ajang ini. motivasi itu muncul ketika menyaksikan video kemenangan IPB dalam PIMNAS tahun 2005. tapi sayang, aku tak begitu banyak dapat informasi dan masih terlalu pasif untuk jadi seorang mahasiswa.
ditingakat dua ini, aku sangat bersemangat , hingga PKM menjadi salah satu agenda besar ku di tahun ini.motivasinnya banyak, mulai dari mencoba berkarya, ingin berusaha membuat orang tua bangga, hingga mencoba memberikan yang terbaik bagi almamaterku. semua itu ku simpan dalam hati dan kuwujudkan dengan begadang mencari ide dan bahan. siang, malam, di waktu santai pun aku mengerjakan PKM itu karena memang tim ku tidak begitu solid sehingga aku harus keerja sendiri.
sempat aku menyerah ketika batas pengumpulan proposal tinggal 3 hari lagi, tapi semangat yang di berikan temanku membuatku kembali menyala. aku tertantang. ku coba merampungkan proposal itu dalam 3 hari, tapi ternyata aku gak mampu, karena ternyata pas hari pengumpulan, aku belum mendapatkan tanda tangan dosen pembimbing. aku melemah lagi
entah apa maksud takdirku, ternyata pengumpulannya ditunda 5 hari lagi. ku coba mendapatkan tanda tangan dosen dan subhanallah, ternyata banyak kesalahan dalam proposalku hingga aku harus merevisi dari awal...ku coba meminta bantuan teman-teman kelompokku, dan kau tau apa respon mereka teman? mereka tak mebalas sms ku, tidak satu pun. akhirnya ku putuskan untuk mengerjakannya lagi sendiri, tapi kau kehabisan waktu..aku ingin menangis saat itu...sangat ingin...tapi kembali aku bertemu dengan temanku yang selalu menyemangatiku membuah PKM ini. ternyata pengumpulannya di tunda 2 hari lagi...subhanallah...aku begitu bersemangat..dan kini, proposal itu telah rampung...dengan anggota kelompok yang direvisi ulang,ditambah dengan bantuan dari adik kelasku, tantangan itu ku lalui...tinggal meminta tanda tangan dosen pembimbing, maka jadilah proposalku.
namun, ditengah semangatku mengumpulkan PKM itu, takdir Allah berkehendak lain...dosen ku tak bisa di temui, padahal deadline PKM nya adalah hari ini. aku terduduk lemas...tak bisa berkata apa-apa..aku ingin sekali menagis, tapi aku juga gak mau..bibirku terus saja tersenyum..hatiku, meski sedikit kecewa, tapi tetap merasa plong..entah apa namanya ini..IKHLAS?entahlah...tapi, yang ku ingat saat ini adalah kata-kata mbak ku,
"setelah kita berusaha, tapi takdir Allah  membuat hasilnya berbeda dari keinginan kita, maka gak akan ada rasa menyesal karena kita harus percaya, keputusan Allah adalah hat terbaik yang kita terima...."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u