Langsung ke konten utama

jalan-jalan ke JCC

oke, Rabu 8 Februari 2012.

Sekitar 50 orang mahasiswa IPB berkumpul di ATM center jam 1 siang. Salah satunya adalah diriku yang memakai baju ungu. Waaaahh,  hari yang panas, namun tak sedikit pun mengurangi keriangan kami untuk berangkat ke Jakarta Convention Center (JCC) untuk mengikuti pameran produk pertanian dari perusahaan-perusahaan besar dan lembaga-lembaga terkait. Kebanyakan dari yang ikut adalah anak AGH, terutama angkatan 47. Dimulai dengan menunggu teman-teman yang belum hadir, tertawa-tawa saling berbagi cerita, ngledekin teman hingga akhirnya berangkat jam 2.15. Diatas bis, keriangan itu tak berhenti. Ledekan-ledekan terus mengalir, terutama pada Bu Sun yang cantik. Sambil mendengarkan gelak tawa teman-teman, aku juga mendengarkan nasyid bareng wida. Eh, tak lama rasanya, udah nyampe aja di JCC.

Kami turun dari bis pukul 4.20, lalu beranjak ke ruangan. Disana kami disambut oleh barisan padi-padi sawah yang sengaja diletakkan di dalam ruangan, juga gapura bertuliskan 'FARMER MARKET' dengan deretan stand-stand berisi aneka produk dan olahan hasil pertanian. Ada yang mentah, ada yang udah di kemas. Dari padi, hingga bolu.  Waaaahh, pokoknya terlihat keren, enak dan berkelas. Apalagi hasil bumi nya, aneh-aneh. Nangka yang bentuuknya seperti bunga, labu yang gedeeee banget, aneka olahan umbi-umbian sederhana tapi berkualitas.

Di dekat stand-stand tersebut, terdapat sebuah panggung kecil untuk menyambut tamu. Kami disuruh duduk disitu lantas di beri goodybag. Isinya, mie, n baju. Padahal, waktu itu kami belum shalat ashar. Ketika acara penyambutan selesai, kami diminta memasuki ruangan pameran. Tapi bukannya duduk, kami malah pergi shalat. Udah diijinin juga sih sebenarnya. Kan ada kak Rijal yang ngurusin..

Setelah shalat, kami masuk ruangan itu lagi. Terlihat sebuah layar televisi besar yang menampilkan acara memasak jamur. karena tak terlalu tertarik, kami (aku, Wida n Lisda) memutuskan untuk berkeliling. Eh, ternyata yang lain juga udah sibuk nanya2, minta kalender n foto2 tentunya.
Aku dan Wida juga gak mau kalah, kami juga liat2 n nanya2. Di stand pertama ini, kami diperagakan bagaimana tanah yang dicampur kompos lebih baik aerasinya dibanding tanah biasa. Selain itu, juga ada pembuuktian bahwa tanah denagn kompos itu mengandung banyak miksroorganisme yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Ternyata, tak hanya pupuk kompos, ada juga yang namanya MOL (Mikroorganisme Lokal) yang merupakan makhluk hidup penyubur tanah.

Beranjak dari stand tersebut, kami memasuki stand yang lainnya. Stand ini adalah standnya perusahaan besar yang bergerak dibidang pertanian dan kesejahteraan petani. Menurut bapak yang ngasih penjelasan, perusahan mereka yang berskala internasional ini tak hanya menghasilkan bibit unggul tapi juga berusaha meningkatakn pengetauan petani tentang pertanian modern. Diakhir perjumpaan, kami  sempat berfoto di depan boneka jagung..#heheheh,narsis

Oke, next, ke stand berikutnya yaitu stand yang cukup menarik. Ada tanaman aneh yang kami tidak tau namanya, tapi mungkin teman-teman tau. Namanya kawista atau disebut juga 'Cola van Java'. Kawista ini seperti cola dan digunakan juga untuk sirup dan dodol. Tapi berbeda dengan cola yang pahit, kawista ini rasanya manis dan bisa dimakan langsung. Selain itu, perusahaan ini telah menghasilkan lengkeng tanpa biji, dan srikaya yang bijinya sedikit...Waaahhh, kereeeennn...

Dari sini aku sadari, pertanian Indonesia itu gak lemah kok. Inovasinya keren-keren kok. Perusahaan yang bergerak di bidang pertanian pun gak kalah kerennya dibanding perusahaan non pertanian. Hanya saja, kita belum mampu mandiri. Masih sedikit perusahaan atau inovasi yang pure dari Indonesia. Kita sering ketergantungan pada alat-alat canggih orang luar untuk mendapatkan bibit-bibit unggul, alat-alat canggih milik orang untuk mempermudah operasi pertanian. Padahal, disadari atau tidak, pertanian merupakan peluang terbesar Indonesia untuk berlagak di kancah dunia. Jaangan sampai, kekuatan ini malah dimanfaatkan negara lain untuk kembali menjajah kita.

Oups, jam udah menunjukkan angka 6.30. kami bergeges menuju mushala dan melaksanakan shalat maghrib. Sebenarnya, masih banyak stand yang belum kami kunjungi seperti perusahaan Bakrie, Sampoerna, Kementrian Pertanian, Kementrian Perikanan, Kementrian Kehutanan, stand Provinsi Sumatera Barat juga. Tapi apa boleh buat, yang penting shalat dulu.

Kembalinya dari mushala, kami sempat berfoto di beberapa tempat dengan gaya-gaya alay..hehehe

Ketika memasuki ruangan, ternyata teman-teman udah menduduki kursi masing-masing. Ternyata akan ada penampilan dari Mursya, salah satu murid SMA 12 yang turut hadir dalam pameran ini. Dengan nada-nada indah dari keyboard ditambah suaranya yang empuk, mampu membuat para penonton berdecak kagum. Setelah penampilan Mursya, acara dilanjutkan dengan penarikan undian. Waaahhh, MC nya iseng-iseng. Banyak yang ngerjain penonton. Dan anak IPB, yang udah harap-harap cemas ini plus deg-degan, malah gak membawa pulang hadiah undian. haahhha...

Pukul 8.10 acara pun selesai. Kami kembali ke bis, tapi di perjalanan, masih sempat2nya foto di depan cermin besar, di depan peta Indonesia, di halaman depan JCC. Maluin-maluin, tapi kami cuek aja..Yang ngleiatin juga gak kenal ini.hahah

Perjalanan hari ini berakhir dengan acara makan bareng setelah nyampe di Bara. Akhirnya, perut yang sudah melilit dari tadi, dapat diisi sesuatu...

Itulah cerita perjalanan ku ke JCC, perjalanan yang menyenangkan. Perjalanan yang penuh dengan ilmu. Mudah-mudahan ntar ada kesempatan lain lagi...Makasih teman-teman,maaf kalau selama perjalanan ada kata dan tingkahku yang salah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u