Langsung ke konten utama

...Pengabdian Yang Membara pun berakhir...

lebih kurang, empat bulan lama nya aku tergabung dalam Panitia Pemilihan Raya (PPR) BEM KM IPB. kepanitiaan terlama yang aku ikuti... dimulai dari ajakan teman untuk mendaftar jadi anggota PPR, aku ikut seleksi mulai dari berkas hingga tiga kali wawancara..akhirnya aku diterima, tapi sayangnya temanku gak..

masih ku ingat wajah mba ana yang menyapa ku di lobi SC pertama kali, juga wajah kak Ade yang penuh senyum saat menanyaiku tentang pemira, dan tentu wajah kak iqro yang penuh wibawa (tapi belakangan, topengnya tersingkap)...  :)

saat itu aku pesimis, karena ketidaktahuanku tentang pemira membuatku kebanyakan menjawab "saya tidak begitu tahu kak.." tapi alhamdullah diterima juga..

RG pertama dilakukan di kortan..saat itu aku langsung mencari-cari adakah yang aku kenal dari orang yang tengah duduk melingkar? untungnya, kenalanku ayu, nurul dan ridha juga ikut dalam kepanitiaan ini..alhamdulillah lagi, karena ternyata aku gak sendiri..awalnya emang canggung, tapi suasana mencair ketika kami rapat perdivisi... aku ada didivisi konsumsi, divisi paling santai dan menyenangkan dalam kepanitiaan ini...disini, aku kenal sama wulan, aliyan, dan iqbal, sebenarnya masih ada satu anggota lagi yaitu kak mega, tapi sayang beliau gak datang..

well, semua dimulai...aktivitasku mulai menumpuk karena aku juga ikut magang BEM A yang menugaskan acara Malam Persahabatan Faperta, jadi anggota juga di I-FAST Club, Rohis kelas, dan FLP yang  telah aku ikuti sejak TPB, tapi tekad ku bulat, aku gak ingin jadi mahasiswa pasif lagi..

kegiatan awal yang aku ikuti adalah simulasi sidang penetapan SK tentang pemira.. saat itu aku sadar, dalam hal politik, hal paling kecil pun harus diperhatikan (sangat, sangat detil)...karena sedikit kesalahan, akan memicu konflik..

dari situ, semakin seringlah aku mengikuti sidang, ketemu dengan mahasiswa-mahasiswa penting IPB,juga mendengarkan argumen-argumen mereka yang pintar dan kritis...sayangnya, untuk beberapa acara penting seperti verifikasi berkas tidak bisa aku ikuti lantaran ada acara lain..

waktu berjalan, kegiatan terhenti lantaran ada UTS, dan UTS pun berlalu. semua dimulai kembali, lebih sibuk, lebih sering rapat dan lebih sering bertemu...yap, akan ada dialog publik di setiap fakultas, di asrama putra dan putri, juga didiploma...setiap hari kita kerja, tugas logstran di bantu oleh divisi yang lain, begitu juga konsumsi karena saat itu, dari anggota kami, hanya aku dan mba ana yang bisa..aliyan dan wulan selalu ada kuliah di jadwal2 dialog, sedangkan iqbal mengundurkan diri lantaran tergabung dalam DPM TPB, kak mega malah gak ada kabar...semua memeras keringat lebih..capek..tapi semua itu toh terlewati dengan baik, meski dibeberapa spot, acaranya kurang maksimal...

perjalanan belum selesai, adalagi yang namanya debat publik, lebih panas dan passti butuh perhatian lebih...peserta yang ikut sangat kritis, calon2 nya pun di debat abis...pokoknya, super sekali...
huuuuuufffff....

akhirnya, hari yang dinanti-nanti pun tiba...
tak tanggung-tanggung persiapannya, tim logistik sibuk mengurus kotak suara, konsumsi sibuk memikirkan menu, hura sibuk menyiapkan proses perhitungan suara dan sidang pelanggaran, PDD tak kalah dalam menyiapkan publikasi-piblikasi untuk acara H...mba ana yang menjabat sebagai bendahara, seringkali merangkap jadi sekretaris membantu kak rahma yang kerepotan dengan surat menyurat...kak baehaki, ketua PEMIRA gak bisa tidur mengurus persiapan dan menjaga surat suara..kak iqro dan kak viqih yang biasanya selalu melawak dan bikin ngakak berubah serius, mondar mandir mengurus ini dan itu...kusmana dan lisna juga begitu...kak ade apalagi, jangan ditanya....

semua sibuk, semua berperan...

esok paginya, 16 November 2011, PEMIRAAAAAA
aku berangkat ke SC jam 6 pagi, bertugas menstempel sutar-surat serah terima berkas yang banyak banget...
juga mendampingi serah terima surat suara dengan KPR wilayah...hingga kesibukan pagi itu berakhir...dengan tenang aku berangkat ke kampus...pertama, mencari tempat pencoblosan yang ternyata tempatnya terpencil, lalu mencoblos..karena masih ada waktu sebelum responsi, aku ikut menemani takbir dan indah di TPS...

hari itu, aku menghabiskan waktu di SC, menunggu tugas jika ada yang tidak beres, tapi alhamdulillah (lagi,lagi) tak ada masalah yang berarti...setelah shalat ashar, aku pulang ke kosan, bikin tugas dan bersiap pergi liqo habis magrib...sebenarnya, saat-saaat inilah yang seru dari pemira, yaitu perhitungan suara, tapi aku tetap harus liqo, karena aku juga haus akan siraman ruhiyah...
jadilah, aku penasaran semalaman bagaimana hasil pemira..esok pagi, cepat-cepat ku tanya temanku dan alhamdulillah (lagi,lagi,lagi) acaranya lancar dan berjalan cepat..

sejak itu, aku bisa bersantai...tapi sangat aneh rasanya ketika aku bisa tidur siang untuk pertama kalinya setelah keluar dari asrama..

dua minggu lamanya aku tak bersinggungan dengan SC atau pemira, ada rasa kehilangan juga ternyata...saat-saat rapat yang dihiasi gelak tawa lantaran banyolan-banyollan kak iqro, tingkah lucu kak viqih, ribut-ribut nya kak angita dan kak intan...
juga senyum hangat kak ade yang selalu tersungging dimanapun dan kapan pun...
tingkah polosnya kak rahmah,,cerita-cerita kusmana, keusilan-keusilan irfan dan ide-ide fitri dan riana..
hahhahah...
semuanya, indah dan ayu yang punya cerita sendiri tentang alasannya bergabung dengan BEM A, tiwi dan chevia yang kayak anak kembar,habibi yang jenius dan selalu diwaspadai akan mengeluarkan rumus-rumus kimia, ricki yang pendiam, fadil atau fadlli ya, yang jarang keliatan, irham yang sempat jadi partner ku menyebar selebaran, licin yang doyan makan, ridha yang berwibawa, anggil yang ekspresif, lia yang dewasa,satria yang keingintahuannya luar biasa, kak mega yang muncul disaat-saat terakhir, ketuaku, aliyan yang misterius dan tentunya, adekku tersayang, wulan yang selalu bisa diandalkan...tak bisa disebutkan satu-satu..

oooupss, lupa, ketua pemira yang bersahaja dan bijaksana, kak bae...

semua layaknya keluarga dan memang itulah tujuan utama ku ikut kepanitiaan, mengenal lebih banyak orang dan menemmukan keluarga-keluarga baru...

acara pembubaran panitia kemarin malam, meyadarkanku, pemira telah berakhir..tapi, akankah kekeluargaan ini akan tetap utuh???

PEMIRA, PENGABDIAN YANG MEMBARA...(jargon yang  dulu malu2 kuucapkan, disaat terakhir
 terasa begitu bermakna..pengabdian yang membara)

ALHAMDULILLAH ya ALLAH...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Salah dengan IPB? (versi tidak serius)

selasa siang, pukul 13.00 kuliah Ilmu Tanaman Pangan pun dimulai. bu Desta membuka laptopnya dan menjelaskan apa saja tanaman pangan di Indonesia. menarik? tentu saja, buktinya aku gak ngantuk atau mencoba untuk ngantuk. 15 menit. buku-buku mulai berayun konstan, menjadi kipas yang diharap memancarkan udara segar. ruangan yang lumayan besar ini memang penuh berisi orang. tentu saja, tiap-tiap mereka mengeluarkan panas tubuhnya. jadilah, suasana semakin panas. sebenarnya aku yang duduk nomor dua dari depan tidak terlalu merasa gerah, hanya saja, ketika bu Desta mulai angkat suara tentang kondisi ruangan, aku pun jadi ikut gelisah, merasa tak nyaman. 'tolong sebutkan dong, kekurangan apa yang kalian rasakan tentang IPB?' semula, teman-teman yang kurasa udah pada ketiduran spontan menjawab. ada yang bilang,'IPB jauh dari mana-mana bu', 'IPB bangunannya jelek', 'IPB itu kotor bu', 'di IPB susah dapat nilai bagus bu',' kuliah di IPB panas,

12 Februari 2012

Hari ini, 12 Februari 2012. Tepat pukul 9.00 Hp ku berbunyi. Reminder, 'My'...'My' bukan berarti kepunyaanku, ia adalah sebuah nama. Nama yang membuatku iri karna ibadanya. Nama yang membuatku terpacu untuk menyamainya. Nama yang membuatku tenang melihat keanggunannya. Nama yang bergelut dalam ingatanku sebagai sahabat. Tak banyak kata yang dapatku ucap. Tak satupun kado yang dapat ku kirim. Pun peluk hangat tanda bahagia. Hanya doa-doa cinta yang Insyaallah penuh keberkahan untuk dia yang tengah melangkahi umur 19 tahun.Untuk dia yang berlatih menjadi perempuan. Untuk dia yang belajar jadi wanita. Untuk dia, FEBRIA RAHMI..

Perpisahan Embun dan Daun

Sepagi ini, telah ku dengar tangis rerumputan di halaman depan. Ini pasti tentang perpisahan. Lagi-lagi, sang Embun harus melambaikan tangan. Mengucapkan salam. Berlalu seiring waktu, mengantarkan mentari menghangatkan bumi. Sudah kukatakan. Begitulah yang terjadi, berkali-kali, disetiap pagi. Perpisahan Embun dan Daun, pada akhirnya akan berakhir sama. Ketika malam semakin matang, dingin menjalari tiap sudut udara, tetes-tetes air itu menjelma begitu manisnya, menghias ranting, menghias rumput, menghijau bersama daun.  Pertemuan yang singkat, akan segera berakhir, pada kekagumanku yang kesekiankalinya. Tapi tahukah? Meski berpisah adalah kepastian, tapi rumput, daun dan ranting memilih tak bergeming. Mereka terus setia mengeja doa, doa yanga sama dilantunkan setiap harinya. 'Bertemu embun di ujung daun'. Dan kristal pagi itu pun pergi. Maka aku, kembali menyaksikan, tangis pilu rumput di halaman.Ia ikhlas, hanya berharap hari cepat berlalu. Menghitung detik u